Selain bersepeda, hobi baru masyarakat Indonesia khususnya ibu-ibu yaitu menanam tanaman. Menanam tanaman atau bunga menjadi tren hoby baru para ibu-ibu selama pandemik covid-19. Hal tersebut dirasakan oleh ibu Nurhidayati, salah satu ibu di Desa Mendongan Kecamatan Sumowono manjadi penggemar tanaman dikala pandemik covid-19 datang.Â
Tanaman-tanaman yang di tanam oleh ibu Nurhidayati ini antara lain chatalea, aglonema, puring, caladium, pisang-pisangan, sirih gading, lidah buaya, paku rusa, coleus, dolar, keladi tengkorak, kuping gajah, lidha mertua, miana, lili paris, keladi hitam, monstera, philodhendrom, spider plant, sri rejeki, kadaka, begonia, anthorium, Â dll.Â
Tanaman tersebut didapatkan dari para teman dan tetangga ibu Nurhidayati yang juga pengoleksi tanaman secara istilahnya didapatkan secara batner, atau tukar barang. Harga tanaman-tanaman tersbeut sangat mahal apabila di beli, oleh karena itu, ibu Nurhidayati tidak membeli tanaman tersbeut akan tetapi batner dengan teman-temannya.
Cara pemeliharaan tanaman-tanaman tersebut tidak sulit dan tidak mudah, namun butuh ketelitian. Tidak semua tanaman yang di tanaman oleh ibu Nurhidayati dapat terkena sinar matahari langsung ada juga tanaman yang tidak dapat terkena sinar matahari langsung seperti chalatea, chalatea merupakan salah satu tanaman yang tidak bisa terkena matahari secara langsung. Perawatan tanaman ini sangat susah jika dibandingkan dengan tanaman lainnya.Â
Setelah terkena sinar matahari selama 10-30 menit tanaman chalatea segara dimasukkan ke dalam rumah atau di tempat yang teduh. Apabila chalatea terkena sinar matahari langsung secara terus menerus dan lama maka tanaman ini akan layu dan gosong.Â
Selain ada beberapa tanaman yang bisa terkena sinar matahari dan ada yang tidak, ada juga tanaman yang tidak tahan dengan air dan ada juga tanaman yang tahan dengan air. Tanaman yang tidak tahan dengan air contohnya lidah mertua, lidah mertua merupakan tanaman yang tidak tahan dengan air, apabila keseringan disiram maka lama-kelamaan tanaman lidah mertua akan busuk.
Cara menanam tanaman tersebut sangatlah mudah, pertamana-tama siapkan pot bunga, pupuk kandang, tanah dan tanaman yang akan di tanam. Pupuk kandang dan tanah di campur 1:3, lebih banyak tanah perbandingannya dengan pupuk kandang. Karena apabila pupuk kandang lebih banyak dari pada tanah maka tanaman akan mudah busuk dan layu akibat faktor eksternal yaitu panas dari pupuk kandang tersebut.Â
Setelah dicampur, pupuk tersebut kemudian dimasukkan ke dalam pot dan barulah tanaman di tanam di dalam pot tersebut, baru langkah terakhir di siram dengan air. Penyiraman tanaman-tanaman milik ibu Nurhidayati ini tidak satu hari satu kali, minimal dua hari sekali.Â
Selain itu penggantian media tanam juga menjadi faktor penyuburan tanaman, biasanya tanaman yang sudah sehat dan sudah beranak pinak akan di pindahkan ke pot yang berukuran lebih besar. Selain itu daun-daun tanaman milik ibu Nurhidayati juga biasnaya di lap menggunakan semprotan air sunlight agar terlihat bersih.
Menanam tanaman membuat diri kita menjadi fress dan mencintai lingkungan serta ciptaan Tuhan lainnya. Selain hoby yang sangat ng tren pada masa pandemik ini, menanam tanaman juga dapat menghilangkan stress dan kejenuhan akibat di rumah saja. Rumah yang memiliki banyak tanaman akan menjadi asri dan sejuk serta enak di pandang. Semoga bermanfaat, terimakasih J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H