Mohon tunggu...
ari dwi astuti
ari dwi astuti Mohon Tunggu... -

anak kedua dari dua bersaudara, punya hobi mandi pagi di hari sabtu dan minggu, selalu menguap dan cegukan saat hendak tidur malam dan menyetel weker jam 5 pagi kemudian bangun gedubrakan jam 6 lewat...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debar Hatiku di Bulan Juli

19 Juli 2010   00:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang….

Aku ingin memanggilmu dengan sebutan itu suatu hari nanti

Yah, sampai saat ini aku hanya bisa mengagumi kamu

Kenapa?

Karena….melihatmu saja sudah membuatku tersenyum

Kamu berdiri di sampingku saja sudah membuatku lemes (haha….)

Belum lagi, banyak perlakuan dari kamu yang membuatku istimewa buat kamu

Karena kamu….kini, aku kembali merasakan debar di dada

Rasa deg-degan seperti seorang bocah ABG sedang kasmaran

Rasa yang tak biasa ini kembali mengunjungiku

Dan…. aku menikmatinya

Bedanya, kalo si bocah itu menyanyikan lagunya T2,”oke”,

aku ga malu-malu kok nyanyiin lagunya Hari Mukti,”Hanya Satu Kata” ahahahaha…..

Duh…..

Sudah begitu lama, aku tidak deg-degan

Ya, aku jarang sekali berdebar-debar saat bertemu dengan orang yang aku sukai

Ketika aku menanyakan pada hati kecilku, ia hanya mengangkat tangannya

Setengah berteriak, ia berkata,”Sudah lama kaliiiii….hehe, kemana aja lo?”

Uuups, baiklah, kalau begitu, harus ada penyambutan istimewa untuk si tamu agung, Debar-debar di dada.

Anyway, balik lagi ke kamu….

Aku slalu menunggu-nunggu, kapan kita bertemu lagi

Pertemuan pertama itu sangat berkesan buat aku

Menurutku, kamu dan aku bisa bicara melalui senyum, tawa, cerita dan keheningan

Apa pun yang kita lakukan saat itu, minumnya Teh Botol Sosro

Eh………..koreksi!! bukan itu….

Kamu dan aku, maksudku, bisa berkomunikasi dalam banyak hal dan kesempatan

Menurutku (lagi), ada chemistry diantara kita…

Aku bisa tertawa, kamu mendengarkan

Aku bercerita, kamu terdiam dan tertawa. Terkadang, aku geli melihatmu tertawa.

Tawa yang tidak wajar….

tapi lama-kelamaan lucu untuk didengar….(cieeeee)

Hmmm, kapan ya kita ketemu lagi? Aku selalu menunggu saat-saat itu kembali :-)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun