Mohon tunggu...
ari dwi astuti
ari dwi astuti Mohon Tunggu... -

anak kedua dari dua bersaudara, punya hobi mandi pagi di hari sabtu dan minggu, selalu menguap dan cegukan saat hendak tidur malam dan menyetel weker jam 5 pagi kemudian bangun gedubrakan jam 6 lewat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sya...sya...syapatuuuuu...

9 Maret 2010   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:31 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Barangkali hari gini, sudah ada pesaing tukang sol sepatu saat menjajakan jasa keahliannya. Yak, si pesaing kelas kakap ini datang dari lantai dua Pasar Senen. Dan jelas-jelas, beliau sendiri menjual sepatu. Sayangnya atau untungnya, dia adalah si penjual sepatu dan tas bekas alias second alias vintage alias masih bisa dipakai tapi jangan bilang siapa-siapa...hehe :P

Kalau dulu, kita suka mendengar lengkingan nan merdu dari si tukang sol sepatu,"Sol Sepatuuuuuuuuu..." sekarang saya lebih menggemari teriakan tidak tahu malu dari si penjual sepatu bekas ini. Beliau menjajakan dagangannya di lantai sambil duduk nangkring diatas bangku kecil. Kaki kirinya naik diatas bangku dan sambil memainkan sebuah plastik kresek, dia melakukan ritualnya,"Sya...sya...sya...syaaa...syapatuuuu..."

Herannya, diantara lengkingan suara Beliau yang melebihi suara 7 oktaf Mariah Carey, tidak ada yang berkomentar, menoleh ataupun terkekeh. Semua pembeli sibuk mencari barang. Hingga akhirnya, suara tawa tertahan dari teman saya mengundang saya juga untuk tertawa.

Kalau didengarkan seksama, tidak ada yang salah dengan kata-kata itu (walaupun jelas-jelas melanggar EYD). Tapi, suara dan bibir tebalnya yang menukik tajam saat mengucapkan "Syapatuuuuuuuuuuu" membuat kami berdua setengah mati menahan tawa. "Kali, dia udah enggak peduli siapa pun yang beli. Yang penting, kelihatan sebagai penjual, berjualan dan orang mampir ke kios dia," begitu kata teman saya. Sambil menutup mulut, saya hanya bisa mengangguk.

Yah, Beliau sukses menjadi penghibur diantara ramai dan pengapnya toko baju bekas Pasar Senen :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun