[caption caption="ilustrasi: arrie-modif-desain2015"][/caption]
akulah si pengarang bodoh
yang berasal dari perkumpulan orang-orang bodoh
kerana aku bodoh maka aku mengarang
sebagaimana bodohnya engkau mengatakan kebodohanku, kepengaranganku
katakanlah bahwa aku memang pengarang bodoh
tapi tak perlu pula kutunjuk pucuk hidungmu
walau hanya sekadar mengatakan tentang kebodohanmu
kebodohan yang tumpul ketika memahami karangan-karanganku hanya setebal isi dompetmu
mungkin, inilah kebodohanku yang paling kuakui
kerana telah membicarakan sesuatu yang tak penting dan tak genting
pun sangat tidak ingin pula aku mengatakan bahwa ini kulakukan hanya sekadar mengetuk pintu kesadaranmu
lebih dari itu akupun merasa tidak perlu memaksakan cara berfikirku bahwa takaran sebodoh-bodohnya aku adalah hanya sebatas sepintar-pintarnya kepintaranmu, omonganmu
ya, aku memang cuma seorang pengarang bodoh
isi kepalaku ukurannya hanya sebesar batok kelapa
sayangnya ada hal yang paling tidak ingin kuketahui tentangmu
bahwa ternyata isi kepalamu tidak lebih banyak dari sesendok nasi
jadi, mestikah kuajukan keberatan-keberatanku?
ah, tak penting pula mesti kuributkan atau sekadar menyanggah atau menghambur-hamburkan kebodohanku disini
sebab tak sekalipun ingin kukotori jiwa kepengaranganku dengan kepintaran yang tumpul
sebab ini hanya persoalan antara air liur dari sarang penyamun yang keminter dan kaum pengarang yang dianggap bodoh
: "ssssssstttttt, sorry jack!
sental sentil serambi sentul, 01/12/2015
©2015-arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H