Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sinabung-Manado-Kampung Pulo PP, Tertawalah!

20 Januari 2014   23:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apa kabar sinabung-manado-kampung pulo?
apakah malam ini kabarmu baik-baik saja?
kuharap demikian adanya

namun, kumohon kabarkan kepadaku tentang perasaanmu
seumpama engkau sakit jangan katakan kepadaku bahwa engkau sehat-sehat saja
sebab, ini bukan sekadar soal sakit atau sehat; tapi, hidup atau mati

menurutku, ini soal yang paling serius di bangsa ini
tapi, apapun, mungkin engkau mesti sedikit bersabar jika akhirnya keseriusan deritamu dianggap tidak lebih dari sekadar berita yang di eksploitasi
atau sekadar kisah bahwa engkau hanya membutuhkan air, makan, minum, tenda dan selembar selimut instan

sinabung-manado-kampung pulo, seakan kumerasa sedang dalam sebuah perjalanan antar kota antar provinsi
di mana dalam perjalananku telah kulewati istana negara, kulalui rujab gubernur, kucium pula bau parfum para wakil rakyat
apa yang kudapat selain dari air berkuman yang mengalir meninggalkan jejak-jejak kudis, kutu air dan kurap pada mata kakiku?

diam-diam kubertanya pada langit yang tertimpa hujan, ada apakah gerangan?
sinabung-manado-kampung pulo berkata-kata tanpa kata, membeku lidah, menggigil darah dalam nadi, pilu
sementara, di antaranya ada yang menggantang-gantangkan asap yang memerihkan mata di atas tahta kepedihan yang tak lagi sakit

sinabung-manado-kampung pulo!
mestikah engkau menghiba-hiba dalam derita yang maha di antara mata yang tak berhati?
padahal awan bergumpal-gumpal semakin menghitam, menggantung, membumbung, mengairbahkan hidup dan kehidupanmu, telah sedemikian kentaranya

mari, marilah mendekat, dan berdirilah pada bayang-bayangku kerana akan kubisikkan sesuatu tentang perkara hidup
hidup yang tak terperikan pada sebatang pohon pertaubatan yang terlambat
pada keinsyafan tentang sebuah kepedulian yang telah mati rasa pada akarnya

pun, kuharap engkau jangan menangis, tak perlu, kerana dirimu tidak sedang meratapi takdirmu
jika engkau masih sempat tertawa, tertawalah sekuat-kuatnya, keras-keras, semampumu ke arah langit
akan tetapi, jika engkau belum bisa tertawa, kuharap engkau mau belajar menertawai tertawa-tertawa yang menertawakanmu

kembali kusebut namamu, "sinabung-manado-kampung pulo"
bahwa pesan singkatmu yang mengatakan "beribu-ribu jarum infus itu membuatmu semakin ngeri!", telah kubaca berulang kali, hingga aku terlupa bahwa air yang bercampur lumpur itu telah menenggelamkan tiga per-empat harapan hidupmu

selamat malam-pagi-siang-sore sinabung-manado-kampung pulo, pulang-pergi, pergi-pulang, dan seterusnya
semoga segera berhenti,

serambi sentul, 20/01/2014
©2014-arrie boediman la ede
------------------------------------------

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun