[caption id="attachment_226791" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] kawin mawin ora podo sami mawon sinten remen kawin? mangga calik! perawan mari kawin ala bupati bisa sehari bisa hanya empat hari urusan selaput dara beda tipis dengan pembungkus dodol apa boleh buat jangan salahkan kata pepatah "tai kambing bulat-bulat" karena kalau cinta sudah melekat tai kucing pun serasa cokelat duda gelo kawin-kawinan marilah kemari ikutan acara kawin-kawinan di sini bukan perkara sulit mengawini para gadis tak pedul apakah anda duda atau bujang yang penting ada jabatan sekelas bupati cerai ala bupati atas nama telpon seluler dengan ini ku kirim smsku buatmu pokoke cerai sekali lagi ceeee....rai tauuuuuk!!! lalawa hideung kepalanya hitam sering di panggil dengan pak bupati ye te ha yang dimuliakan oleh gusti allah hidupnya bergantung di dahan-dahan a pe be de dia bergantung menggunakan lidahnya sukanya pinjam para kaki tangan untuk menjulurkan lidahnya panjang-panjang katanya dia adalah hukum, pongah sayangnya dia lupa hukum publik lebih jahat kejam daripada hukum produk ka u ha pe kepada si bupati sampeyan contoh terburuk dari sebuah penistaan terhadap harkat dan martabat kaum perempuan hanya satu kata buat sampeyan, "mundur!" dodol inilah dodol manis kenyal sekenyal susu sapi perawan semoga sampeyan tidak kebagian jatah dodol basi kenyal rasa odol serambi sentul, 30/11/2012 arrie boediman la ede --------------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H