[caption caption="ill. nurturingheartsbirthservices.com"][/caption]bahwa,
sejak kemarin pagi
ingin kudengar walau cuma sejenak
barisan kata-kata dari bibir pucatmu
berkisah tentang sebuah takdir
tentang kodratmu
namun,
jangankan berbicara
menolehpun tak kau lakukan
padahal, berpasang-pasang mata menatap, berharap
menunggumu berbicara walau hanya dengan bisikan-bisikan
ataupun sekadar desisan-desisan
semisal,
diammu itu sebuah perumpaman-perumpamaan
tak sedetikpun akan kubiarkan dirimu diam mengkaku
menghamba pada kebenaran yang keliru
kebenaran yang menurutmu terbenar
sebagaimana kebenaran pada ayat-ayat suci
bahkan,
jika diammu itu adalah ketetapan hatimu
kuyakinkan, tak akan pernah kukabarkan apapun
tentang nilai, tentang perjanjian
atau tentang apa saja
yang kuanggap tidak perlu untuk kau ketahui
ya,
segalanya sudah terjadi
menurutku, diammu adalah bebanmu
mungkin tak perlu lagi menyapa
atau sekadar menepuk-nepuk bahu kirimu
di antara keriuhan-keriuhan diammu yang beku
duhai perempuan yang berdiri gagu di tepian jaman
"bicaralah!"
sumur serambi sentul, 01/02/2016
©2016-arrie boediman la ede
------------------------------------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H