Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Janur Melengkung itu Telah Mengering

15 Oktober 2015   23:35 Diperbarui: 16 Oktober 2015   00:10 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ill. dokpri

darimana mesti kumulai,
cerita ini tak lebih dari sebuah cerita yang terbawa angin
angin yang kering, dingin, ngilu
ngilu pada jiwa yang semakin menggigil

peraduan, seharusnya jadi tempat yang damai
bagi penyatuan dua rasa; dua jiwa; dua perbedaan
dalam hitungan tanpa antara telah menjadi gurun yang maha
gurun yang tak bertepi, mendidih

perjanjian kudus itu serasa genta yang bertalu-talu
pada jiwa, pada raga
meninggalkan rekaman episode tak hingga, berjilid-jilid
lupa bahwa hidup ini sedang membuka lembarannya, satu, satu;

paparan-paparan pada waktu,
tetap berputar, bergulir, tidak sedang melawan arah
tak pernah bisa terbaca, terurai, atau sekadar dikira-kira
: hidup adalah kemungkinan dan ketidakmungkinan?

apapun awalnya, bagaimanapun akhirnya kelak
pesta telah usai, pelaminan semakin diam, terasa, dan tak terasa
pada punggungmu terlihat catatan-catatan sunyi yang kelu
pada pekarangan rumah hati, membatin, "janur itu tak kuning lagi"

sumur serambi sentul, 15/10/2015
©2015-arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun