Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tentang Pemabuk Kekuasaan di Titik Nol

5 Desember 2020   11:12 Diperbarui: 5 Desember 2020   11:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ini tentang pemabuk sodare
tapi bukan pemabuk alkohol yang bertebaran di pasar bebas
ini bagi pelaku jual beli jabatan dan kekuasaan
kekuasaan yang jadi cawe-cawe para calo
calo merangkap promotor jabatan yang bohay semlohai
yang diperebutkan oleh pemburu jabatan
yang berani bayar mahal
kursi-kursi jabatan yang basah
yang diyakini akan membuatnya semakin berkuasa
sebagaimana perilaku sehari-harinya para pemabuk kekuasaan

o, tuan
entah dari mana mesti memulai menuliskan kaum yang satu ini
kaum pemain dunia samar-samar
dunia para pemburu yang selalu menggertak seperti serigala dalam kandang
kandang yang dijaga oleh serigala pemakan sesama
sesama yang tak pernah merasa sama
oleh hanya sebab akibat memuluskan syahwat berkuasanya
syahwat yang sudah ada sejak era kuda gigit besi
syahwat yang tanpa rasa malu dipertontonkan ke tetangga
tetangga yang sesungguhnya memiliki syahwat berkuasanya jauh lebih berbahaya

o sodare, o tuan
caramu mabuk semakin ugal-ugalan
semakin pekak telinga dan rasa ini
mendengar dan membaca sepak terjang mabukmu
bak terjangan sekelompok banteng liar yang sedang kalap
yang memamah mentah-mentah apa saja yang berserakan di kepala
kepala yang sejatinya berisi kendali tata akal budi pekerti
akal sebagaimana orang-orang yang beradab;
bukan apa-apa, sejarah sudah berkali-kali mencatat, bahwa:
banyak pemabuk kekuasaan dan pemburu jabatan nasibnya berakhir pilu di titik nol

sumurserambisentul, 05 desember 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun