Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi yang Berdebu di Titik Nol

16 Oktober 2020   17:46 Diperbarui: 18 Oktober 2020   11:25 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - .ttbook.org

seumpama aku puisi
kau siapa?
seumpama kau puisi
aku siapa?

aku, kau, kita:
akan ambil peran berpuisi
begitu pula puisi
seperti yang lainnya

bahwa, katakanlah kita memang puisi
setiap saat bersendawa
mengurai kisah sesuai perannya
lalu, di mana posisi puisi dan kita?

pun, jika benar kita adalah puisi
lalu, kenapa takada puisi di antara kita?
atau barangkali puisi kita hambar
lalu, untuk apa ada kita?

ah, kita selalu saja terjebak
dalam kubah puisi, kebiasaan lama
selalu asyik mengukir kata-kata
sebagaimana pertapa di gua-gua tua

kita dan puisi
mungkin perlu berpisah sejenak
agar tak terulang lagi perdebatan-perdebatan
: perihal puisi yang berdebu di titik nol

sumurserambisentul, 16 oktober 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun