sebut saja namaku: delusiku
lahir di sebuah lembah
seribu angan-angan
seribu mimpi
: tidak berdasar
ya namaku delusiku
pewaris kepandiran
penikmat pemujaan diri
memberhalai stupa-stupa
pengetahuan diketidaktahuan
akulah delusiku
pemburu sesat pikir
secara zahir, secara batin
kewalahan di antara angan, ingin
dan rekaan-rekaan
bahwa delusiku
sesekali mengalami disilusi
demi kepentingan sesuap puisi
yang terlahap di balik bayang-bayang
pada lorong sepi yang kunamai ilusi
begitulah delusiku
pada beribu-ribu cegukan
menghamba kebenaran kata-kata
padahal belum tentu sahih
: mungkin itu kebiasaan delusiku di titik nol
sumurserambisentul, 12 oktober 2020
arrie boediman la ede
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H