bagaimana mungkin mengulangi lagi dari awal sebuah hubungan seperti dulu lagi; sedangkan amanah yang sejatinya harus dipertahankan sebagaimana mempertahankan kehormatan diri telah kau cederai;
seumpama luka itu cuma sekadar luka sebagaimana luka berdarah pada umumnya, mungkin tak akan masalah bagiku; akan tetapi, luka yang kau torehkan adalah luka di atas luka; perih di atas segala keperihan;
bahwa, jejak luka yang kau tinggalkan adalah jejak yang sedemikian sulitnya untuk dihapuskan; jejak yang menghancurkan sebuah menara keyakinan diri; jejak sebagaimana pahatan pada stupa-stupa di sebuah candi;
mestikah kubersumpah bahwa kenyataan yang kulihat malam itu adalah sebuah kebohongan; lalu, berpura-pura tidak tahu, selanjutnya membiarkan beban maha berat ini memenjarakan hati, membungkamku untuk tidak berbicara yang sebenarnya?
bulan januari kita bersaksi di antara gemuruhnya derai-derai asamara kita yang membara; bulan yang kita yakini sebagai tempat kita meletakkan tonggak keyakinan untuk dua hati yang benar-benar ingin menyatu;
ini september, seharusnya menjadi bulan penyaksi bagi kita; bahwa betapa nikmatnya hidup berdampingan dan saling berbagi berbagai persoalan hidup; sayangnya telah kau hempaskan ke dalam cermin retak di kamar tidurmu;
sudahlah, kita sudah saling paham bahwa kita bukanlah makhluk tersuci; akupun tak ingin lagi berpikir mundur; diri ini telah sampai pada sebuah keyakinan; bahwa, sehina-hinanya diri ini, pantang menodai pengabdian hidupku di titik nol
sumurserambisentul, 23 september 2020
arrie boediman la ede
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI