Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Dakocan? Haihata, Haihata!

30 Agustus 2020   19:02 Diperbarui: 30 Agustus 2020   18:57 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dakocan
dakocan,
ingin kupuisikan negeri ini pada catatan sebatang lidi
walau sesungguhnya telah ada puisi yang tertulis pada lidi itu, "tarian dakocan"
lidi yang bangga dengan kata-kata yang mampet
pada saringan akal budi

dakocan
dakocan,
menari, menarilah selalu
bersama bayang-bayang
puisi-puisi hanya sekadar pelengkap catatan harianmu
kerana tidak lebih dari tarian sekelompok kata-kata
pada wahana yang diam

dakocan
dakocan,
apakah engkau penghuni etalase-etalase tua
penjaja citra atas nama di sepanjang jalan-jalan kota
pada peradaban-peradaban kenisbian?
ataukah engkau cuma sekadar barang pajangan?

ya, ya, ya
tak pernah ingin kuhambur-hamburkan kegeraman yang selama ini tersimpan baik-baik pada sebatang lidi di bawah lidahku
kegeraman sebenarnya yang kuperuntukkan buat sang sutradara drama satu babak
pada panggung-panggung milik sang peramal tua
yang meramal dengan roket-roketnya

akan tetapi,
masihkah merasa ada daya, jika akhirnya orang-orang lebih merasa nikmat dengan romantisme kata-kata
itupun tak lebih dari sekadar mencari pemuasan diri pada imaji ujung-ujung jari yang setiap saat mendesah
walau pun ketika akhirnya ada kegeraman
namun itupun tak lebih dari sekadar empati yang menguap

haihata
haihata,
apakah aku, engkau, kita sedang merasa lugu?
atau merasa takut?
di mana keberanianmu?
berada di mana nasionalismemu?

tetiba saja lagu dakochan melemparkan nalarku ke masa kecilku dulu
kulihat ada boneka baru
dari karet amat lucu
dakocan namanya
bukan sarinah
sayang sayang mahal harganya

bahwa akhirnya kita memang tidak lebih dari sekadar boneka pajangan
pada etelase-etalase di sebuah rumah rakyat yang tak sehat
sebagaimana harga diri yang diperjualbelikan sebegitulah kehormatan bangsa yang telah tergadai
bahkan bisa saja telah terjual dengan sangat murah di pasar-pasar bebas

haihata!
haihata!

dakocan!
dakocan!

dan sampai saat ini kita lebih suka bertengkar
daripada menyelesaikan masalah serius di negeri ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun