Mohon tunggu...
Arrie Boediman La Ede
Arrie Boediman La Ede Mohon Tunggu... Arsitek - : wisdom is earth

| pesyair sontoloyo di titik nol |

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Mulutmu Dibungkam

21 Agustus 2020   16:31 Diperbarui: 21 Agustus 2020   20:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau lahir di tanah ini
Bukan untuk diam
Bahwa, sejak dari rahim suci ibumu
Sudah diajarkan kata perkata
Agar bisa berbicara yang baik dan benar

Bahwa ketika kau lahir
Bumi, langit beserta isinya bertasbih, memberi salam
Salam yang sesungguhnya sebuah beban maha berat
Untuk kuat berdiri tegak di tanah yang labil
Tanah yang orang-orangnya lebih suka dengan kepalsuan-kepalsuan

Kau sudah dewasa, tak lama lagi kau tua
Lalu kembali ke tempatmu berasal mula yang bernama tanah
Mungkin kau akan mati muda
Namun jika usiamu panjang
Gunakanlah kata-katamu yang baik dan benar untuk kemaslahatan orang banyak

: begitulah sejatinya hidup

Akan tetapi, kau sedang hidup di jaman yang tak tentu
Makan tak tentu, tidurpun tak tentu
Bahkan ketika kau bersuara tentang kebenaran
Pasal-pasal karet akan mencengkerammu, mengigitmu; sebagaimana gigitan seekor harimau
Selanjutnya dengan ganasnya menghotelprodeokan dirimu di bawah naungan peradilan sesat

Di sini memang hidup semakin tak menentu, hukum rimba telah menjadi patron kaum hamba hukum
Kau tak pernah salah lahir di jaman ini; itu takdirmu yang akan jadi kesaksianmu kelak
Pun, tak perlu risau kawan; jika, kau yakin akan ke-sahih-an kata-katamu
Gunakan jemarimu menyampaikan kebaikan dan kebenaran walaupun mulutmu telah dibungkam
Kerana sesungguhnya ujung jarimu itu setajam keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro;

 
Sental Sentil Serambi Sentul, 21 Agustus 2020
arrie boediman la ede

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun