jika yang kau pahami hanya sebatas kulit ya, kulitlah pemahamanmu : kumaklumi jika yang kau pahami hanya sebatas penglihatan ya, penglihatanlah pemahamanmu : kumaklumi jika yang kau pahami hanya sebatas pendengaran ya, pendengaranlah pemahamanmu : kumaklumi tapi, mestikah pula aku harus memaklumi kepurbaan cara berfikirmu? sedangkan pertunjukkan pengetahuan yang kau tawarkan kupahami tidak lebih baik dari koloni lumut-lumut di prasasti beku pada dinding candi-candi namun, kalau pun aku harus paham mesti kuyakinkan ke-hati-ku bahwa tak ada yang salah pada isi kepalaku apakah aku telah ikut-ikutan tersesat? semoga saja tidak mungkin mesti kupahami juga, terpaksa bahwa ini bukan soal keberpihakan atau perihal suka atau tidak suka : asal kau tak menginjak-injak kepalaku bahwa bagaimana mungkin mesti kumenghamba kepadamu sedangkan tuanku ada pada hatiku lantas? begini sodara, walau aku tak yakin bahwa kebenaran kata-kata itu ada pada kitab-kitab puisi tetap kusarankan kepadamu bahwa hal yang paling perlu kau lakukan sebelumnya adalah "cuci dulu otakmu!" harap maklum, serambi sentul, 05/02/2014 ©2014-arrie boediman la ede —————————————————---------
jika sempat baca juga "A**!" (100% Bukan Puisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H