Mohon tunggu...
Arrayanov Novie
Arrayanov Novie Mohon Tunggu... lainnya -

sekarang ini sedang suka jadi pemerhati yang hidup-hidup :D\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Singkawang, Saya Akan Berhenti Berkata: "Yang Paling Indonesia!"

15 Mei 2011   01:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:41 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tugu Naga Singkawang  (ilustrasi dari google)

,

Mengaku yang paling Indonesia... Saya jadi malu. Apalagi mau bicara soal nasionalisme, rasanya nyali jadi menciut! Biasanya saya paling vokal, paling lantang sampai bicara kasar bila ada kesempatan dalam forum yang mendiskusikan masalah akuisisi budaya Nusantara oleh negara tetangga. Ditengah rasa bangga dan semangat mengelola Web Dongeng Anak Nusantara bersama teman-teman kompasianer lainnya, mengumpulkan berbagai legenda Nusantara, dongeng anak, justru satu kenyataan pahit yang saya dapatkan dari sahabat putra asli Singkawang-Kalimantan Barat. Indonesia bakal kehilangan potongan sejarahnya! Kali ini yang mengadopsi bukan Malaysia, tapi Singapore! Ironisnya, sejarah yang bakal hilang itu justru yang sama sekali tak pernah ada dalam catatan sejarah Indonesia. Tragis! Bangsa yang besar ini dianggap tidak bisa memelihara sejarah, sampai-sampai negara lain yang harus mengadopsi dan membuat replika sejarah itu, dan justru sangat berhasil dalam prakteknya. Ya! Negara Singapore adalah replika dari sebuah republik pertama yang pernah ada di Asia, tepatnya di Nusantara, bahkan lebih dulu ada sebelum berdirinya Negara besar Amerika. REPUBLIK LAN FANG!

.

Lo Fong Pak  (doc.pri : courtessy of rbonardy)

.

Jauh sebelum Indonesia terbentuk jadi sebuah negara, di bagian Barat Kalimantan (Borneo) telah berdiri sebuah bentuk republik, dan berhasil bertahan selama 110 tahun sebelum dihancurkan oleh penjajahan Belanda. Republik ini didirikan oleh orang China yang saat itu dikirim sebagai pekerja tambang, saat terjadi gold-rush di Borneo. Meskipun hanya dianggap sebuah dongeng sebelum tidur, realita yang ada menunjukkan banyak sekali jejak peninggalan republik ini yang tersebar di seluruh Kalimantan Barat, dan sangat memprihatinkan, tak terawat! Inilah yang saya katakan sebagai IRONIS. Justru keberadaannya ramai sekali dibicarakan dalam bentuk artikel atau forum diskusi di luar negeri.

.

Adalah seorang Lo Fong Pak, prantau bersuku-bangsa Hakka dari negeri China berusia 34 tahun, yang berhasil mempersatukan 14 kongsi dagang yang terdiri dari berbagai golongan suku bangsa Hakka yang ada di Borneo, dan menamakannya dengan LAN FANG. Persatuan ini ditujukan untuk melindungi diri dari persengketaan, yang kerap terjadi, dan mengancam terpecah belahnya persatuan di daerah itu. Lan Fang sangat berhasil dan namanya kian masyhur, nama Lo Fong Pak menjadi identik dengan Lan Fang, dan keberhasilannya diakui oleh kesultanan di seluruh Kalimantan bagian Barat. Atas dasar persatuan kongsi dagang itu, berdirilah sebuah pemerintahan yang  dinamai persis seperti kongsi dagang itu, Lan Fang. Meski rakyat mendesak agar Lo Fong Pak menjadi sultan dan menjalankan kesultanan dalam pemerintahannya, Lo Fong Pak menolak, dan bersikukuh memilih bentuk republik, dengan sistem pemerintahan 'presidential'.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun