Bila teman Kompasianer tidak tahu tentang PARADOKS, sungguh saya akan copas sebuah idiom dari sang Raja Dangdut Indonesia, "Ter...la..luh!!" Saya pikir semua akan terkenang dengan satu moment yang paling heboh di Kompasiana ini, selama 24jam halaman depan Kompasiana dipenuhi dengan postingan Dongeng Anak Nusantara, yang terrangkum dalam sebuat event bernama PARADOKS (Parade Dongeng Anak Nusantara di Kompasiana), pada tanggal 23-24 April 2011 yang lalu.
Ini bocoran dari dapur penyelenggara event PARADOKS 23-24 April
Kisahnya bermula dari postingan yang dianggap provokatif  seperti yang saya gunakan sebagai ilustrasi di atas, teman-teman masih bisa membuka postingan itu di lapak saya. Lalu keesokan harinya saya bergerilya mencari kompasianer yang mau diajak marathon dan bekerja sukarela untuk menindak lanjuti keinginan teman2 untuk membuat semacam "GEBYAR" yang diadakan di Kompasiana. Gayung bersambut, dalam hitungan 2x24 jam terkumpul ratusan kompasianer di Grup FB waktu itu menggunakan nama PARADOKS.
Tercatat:
- 290 orang kompasianer yang turut berpartisipasi di grup tersebut.
- pra PARADOKS menghasilkan 5 postingan dengan kategori HL
- selama PARADOKS berlangsung ada 5 postingan dongeng yang masuk kategori HL
- pasca PARADOKS, ada 2 postingan dongeng dan artikel yang masuk kategori HL
- kerja keras selama 20 hari menghasilkan 187 Dongeng Anak Nusantara, 95% karya original, baik itu penulisan ulang legenda Nusantara yang sudah sangat populer, maupun penulisan dongeng yang bersifat modern, diambil dari kenyataan sehari-hari.
Yang menakjubkan, kami pengelola event terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama, terpisah pulau, lautan dan kendala sehari-hari. Namun ajaib! Semangat itu terasa tak akan pernah padam, mengesankan, mengharukan, membanggakan, menyebabkan lelah? Itu sudah pasti! Tapi kami sangat puas dengan hasil yang bisa dicapai.
Satu kenangan yang tak terlupa, saat akhirnya grup FB PARADOKS harus dibubarkan, detik-detik terakhir sungguh membuat air mata ini tak bisa berhenti berlinang, ada semacam perasaan tidak rela bila kebersamaan itu diakhiri, bayangkan.. dalam 20 hari kami (kompasianer) mendadak menjadi semakin dekat satu sama lain, tidak ada yang ter-ter di grup PARADOKS, semua sama, sebagai INSAN YANG PEDULI TERHADAP WARISAN BUDAYA NUSANTARA, yang berbentuk sastra tersebut. Tidak ada anak emas, anak tiri. Semua rata! Menakjubkan! di rumah kita KOMPASIANA ini NASIONALISME dengan mudah dikembangkan.
Apakah PARADOKS sudah berakhir???
TIDAK!! semua karya dongeng yang publish secara serentak di Kompasiana pada tanggal 23-24 April 2011 lalu tidak hilang, kami sepakat, dengan segala kesulitan... semua DONGENG ANAK NUSANTARA utuh! ada di WEB ANAK NUSATARA, silahkan... PINTU TERBUKA LEBAR untuk siapapun yang merasa ingin menyumbangkan tenaga, pikiran, dan waktunya, kita bebaskan pikiran dan hati kita dari rasa cemas karana momok politik, atau kekuasaan. DI SINI KITA SATU... tidak ada perbedaan!
Saya mencatat ini baik-baik dalam hati. Indonesia masih punya kesempatan luas untuk memperbaiki keadaan, untuk membuktikan pada dunia bahwa kita tidak seburuk yang selama ini menjadi arang yang mencoreng wajah Indonesia. Dengan bangga saya mempersilahkan siapapun yang berniat memajukan Indonesia untuk men 'copas' event PARADOKS, jauhkan ego! Jauhkan sinisme! Jauhkan pesimisme! Sebagai gantinya kembangkan rasa cinta! Tumbuhkan rasa persaudaraan! Jangan khawatir dengan jarak yang membentang, dengan perbedaan warna kulit, perbedaan bahasa. Temukan KEKAYAAN INDONESIA, yang terbentang diantara perbedaan-perbedan itu. PARADOKS dimata saya, adalah satu kenangan yang tak terlupakan.. Kenanagan YANG PALING INDONESIA! Saya tidak melebih-lebihkan, silahkan anda bergabung, dan buktikan anda YANG PALING INDONESIA..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H