Mohon tunggu...
Arrayanov Novie
Arrayanov Novie Mohon Tunggu... lainnya -

sekarang ini sedang suka jadi pemerhati yang hidup-hidup :D\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bibit Bobot Bebet yang Paling Indonesia

13 Mei 2011   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:47 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi dari google 'worry doll'

Eh, hari gini masih menerapkan filosofi itu? Bibit Bobot Bebet? ah! Kuno! Naif! Munafik! Ini kan jaman global, apalagi dengan adanya internet, dunia di belahan mana saja dengan mudah dijangkau dengan sekali klik! Sudah tidak jaman memikirkan hal rumit seperti itu hanya untuk urusan jodoh! Dengan adanya segala peralatan canggih bisa kok kita mencari jodoh melalui internet, kalau sudah cocok tinggal kopdar, jadian, pacaran deh, kalau berjodoh ya tinggal melangsungkan pernikahan.. so simple, right?

.

Tunggu dulu.. Benar masalah jodoh atau perjodohan memang masing-masing orang sudah ada garis takdirnya, tapi kalau kita mau sedikit mempelajari dan menganalisa ajaran orang tua jaman baheula tersebut, bisa saja keuntungan besar yang kita dapat dalam hidup. Paling tidak, walau pada akhirnya Tuhan jua yang menentukan takdir, tetap kita harus berusaha seoptimal mungkin, setelah itu barulah berserah diri pada takdir, begitu bukan? Apalagi bila memikirkan pernikahan, siapapun mempunyai cita-cita menikah hanya sekali untuk seumur hidup. Nah! Kan lebih baik bersusah-susah lebih dahulu, daripada menyesal kemudian.

.

Bibit

Bisa kita artikan sebagai asal usul, keturunan dan silsilah keluarga. Masuk akal dan wajar sekali bila kita mengenali lebih baik lagi dengan siapakah kita akan mengarungi hidup? Artinya masa pacaran kita gunakan sebagai ajang saling mengenal siapa keluarga masing-masing. Bayangkan bila tidak saling mengetahui silsilah keluarga masing-masing, setelah menikah barulah kita tahu bahwa keluarga pasangan kita ternyata menyimpan sejarah buruk, teroris misalnya... wah bisa kacau kan? Yang paling mengerikan adalah ketika kita terlambat tahu, ternyata pasangan yang kita nikahi masih satu keturunan keluarga, apalagi kerabat dekat, bukankah pernikahan dengan gen yang sama akan menghasilkan keturunan yang cacat? Kemungkinan itu ada kan? Atau memiliki sejarah kesehatan yang buruk secara genetik. Bisa saja perkawinan genetik malah melahirkan generasi penerus dan memperpanjang sejarah/riwayat kesehatan yang lebih buruk. . Bobot Katakan bobot ini cara pandang kita terhadap kepribadian, pendidikan, keimanan, atau pekerjaan calon pasangan. Idealnya pasangan kita termasuk orang yang berpendidikan tinggi, dengan kualitas keimanan yang baik, maka kepribadiannya akan terbentuk secara baik pula. hal ini akan membantu kita melahirkan generasi yang kokoh, sehat secara mental dan spiritual. . Bebet Meski hidup di jaman modern seperti sekarang ini kita tidak lagi dibeda-bedakan menurut kasta seperti dulu, yang mengenal darah biru (bangsawan), hanya rakyat jelata, golongan cerdikcendikia, namun kehidupan sosial sangat menentukan pembentukan kepribadian orang, bisa saja orang yang berasal dari keturunan cerdik cendikia memilih pergaulan sosial yang negatif misalnya, bukan tidak mungkin pengaruh negatifnya terbawa pada kehidupan sehari-hari. Sebaliknya misalkan calon pasangan kita berasal dari keluarga yang (maaf) brengsek, namun karena dia pandai membawakan diri dalam pergaulan, bukan tidak mungkin hal-hal positif akan dibawanya dalam kehidupan keluarga. Jadi masalah BEBET ini bisa kita gunakan untuk menilai calon pasangan kita dari pergaulan, lingkungan, dan kehidupan sosialnya. Ada pendapat yang mengatakan lingkungan alam dan sosial bisa mempengaruhi perubahan pada genetik seseorang walau prosesnya memakan waktu yang lama. . Jadi, kalau dipikir-pikir filosofi yang seringkali dianggap kuno, naif, dan munafik ini ternyata bila dianalisa dan diterapkan dalam hidup jaman modern bisa digunakan sebagai 'filter' lho.. So.. tentang BIBIT, BOBOT, dan BEBET ini masih sangat relevan kita terapkan, tanpa mengesampingkan rasa cinta. Malah kita sekaligus menerapkan pepatah bijak, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui! . Dan yang unik lagi, bahan tulisan ini saya dapatkan dengan cara diskusi 'online' lewat twitter. Belakangan ini saya sering kehilangan ide walau hasrat untuk menulis besar sekali. Ternyata kegiatan on line ada manfaatnya juga, dan seringkali saya memetik ide untuk menulis dari kegiatan twitter. Ah! memang menyenangkan hidup di jaman modern ini. Bahagia rasanya menjadi YANG PALING INDONESIA, yang selalu memiliki pedoman hidup dari tata cara hidup leluhur, nenek moyang kita yang bijak. . Sumber: kultwit #bobotbibitbebet #bbb rbonardy aryudiwai mind

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun