Mohon tunggu...
Array Nuur
Array Nuur Mohon Tunggu... -

krusuk-krusuk... pletuukkk... ketimprang..... bledugg.... jedoorrrr.... hapooowww.... cleebbb.... deziiiigggg... deziiiiggg..... tuuuuuuiiiiiingggg... duaaarrr.... 2654042D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negeri Pelupa

19 Januari 2016   10:52 Diperbarui: 19 Januari 2016   11:10 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Padahal pejabat itu seharusnya lupa mengejar keuntungan pribadi dan golongannya. Seharusnya pejabat itu melupakan dirinya sendiri, karena kalau sudah jadi pejabat berarti dalam konteks tertentu ia adalah abdi masyarkat, pelayan masyarakat dan pemegang tanggungjawab jabatan itu. Seharusnya mereka itu lupa pada egonya dengan melupakan bahwa yang paling utama itu adalah kepentingan masyarkat umum, bukan kepentingan pribadi dan konco-konconya.

 

Tapi bagaimana lagi, sebagian besar masyarakat kita juga lupa mengingatkan pejabatnya. Entahlah, mungkin tak berdaya, takut, gengsi atau malas. Sehingga sebagian dari mereka yang tak lupa dan punya keberanian berusaha mengingatkan pejabat dengan demo, protes, dan lain-lainnya.

 

Para Pelupa

Dari item kebutuhan dasar manusia, kiranya perlu mencantumkan komoditas “lupa” sehingga kebutuhan dasar manusia tidak hanya sandang, pangan dan papan. Karena di negeri pelupa ini, dibutuhkan banyak lupa untuk tidak mengingat betapa kesulitan, ketidakadilan dan ketimpangan menjadi makanan keseharian. Sebagai warga negara yang baik, diwajibkan banyak-banyak lupa agar tidak ingat akan tuntutan janji-janji muluk kampanye pejabat dan pemimpin-pemimpin kita. Sebagai warga yang baik juga diwajibkan banyak lupa agar tidak mengingat kesewenang-wenangan dan penyelewengan-penyelewengan oknum pejabat.

 

Jadi kalau mau sukses bertahan di negeri pelupa ini, tips terbaik adalah harus punya ilmu lupa dan mengamalkan sebanyak-banyaknya agar lupa kesulitan ekonomi, lupa karena harga BBM naik harga kebutuhan pokok ikut naik dan setelah harga BBM turun harga kebutuhan pokok juga lupa turun lagi. Para motivator kesuksesan diwajibkan pula untuk menghegemonikan “motivasi sukses dengan lupa”, agar yang dikasih motivasi itu lupa bahwa hari esok sulitnya sama dan mungkin lebih sulit dari pada hari kemarin. Agar mereka termotivasi melupakan kesusahan dan yang harus selau diingat adalah optimisme dan semangat juang.

 

Dan hebatnya juga sebagian besar warga Indonesia juga lupa pada nasionalisme. Lupa bahwa NKRI ini merdeka tidak gratis tapi diperjuangkan atas jerih payah, bahkan pengorbanan para pahlawan bangsa. Sehingga akibat lupa pada nasionalisme dan lupa pada jasa-jasa para pahlawan, para oknum yang pelupa ini tega menggadaikan bangsa ini demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun