Mohon tunggu...
Array Nuur
Array Nuur Mohon Tunggu... -

krusuk-krusuk... pletuukkk... ketimprang..... bledugg.... jedoorrrr.... hapooowww.... cleebbb.... deziiiigggg... deziiiiggg..... tuuuuuuiiiiiingggg... duaaarrr.... 2654042D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lomba Cerpen

6 Juni 2013   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:26 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Desa ini mirip belantara, selepas Isya sudah mulai sepi, suasana yang sangat mendukung. Oke, mari kita mulai mengerjakannya. Dan, sungguh tak sia-sia kupaksakan ke tempat ini, aku dapat ide cerita. Segera kususun kerangka cerita. Tinggal memulai paragraf awal.

Sampai di situ, aku buntu lagi. Tak tahu kata dan kalimat apa untuk memulainya. Huh, betapa sukarnya! Sempat terpikir menyerah saja. Tapi tunggu, sudah separuh jalan. Sayang sekali kalau terhenti di tengah-tengah, apalagi jumlah hadiahnya. Selain cinta, uanglah yang sangat bisa mendorongku untuk melakukan sesuatu yang sulit. Oke, aku takkan menyerah! Ingat tujuh, atau lima, atau tiga, atau satu juta, begitu menggoda.

Malam ini menjadi malam yang panjang namun terasa begitu singkat. Hingga jam satu malam, hampir lima jam berkutat dengan laptop mengarang cerpen, hanya baru dapat tiga paragraf. Itu karena kebanyakan diselingi game, sedikit meredakan ketegangan. Semakin lama, katup mata terasa berat. Tidur saja, pagi nanti dilanjutkan lagi.

9 November 2012

Udara pagi desa seakan ikut menyegarkan otakku. Aku begitu bersemangat. Usai sarapan, aku kembali bersarang di kamar. Mengurung diri, dan berpesan agar tak diganggu siapapun. Kumatikan ponselku biar tiada seorangpun mengganggu konsentrasiku.

Menit demi menit berjalan, alinea demi alinea tersusun, ditemani Symphony #2 Beethoven hingga kacapi suling Cianjuran untuk menstimulasi otak agar lebih kreatif memainkan kata dan kalimat. Aku bertekad keras, hari ini mesti selesai, dan besok revisi terakhir. Batas pengiriman karya besok jam duabelas malam, dikirim lewat email.

Dengan puncak konsentrasi, tanpa diselingi main game, jam empat sore akhirnya cerpenku selesai. Kuturuti tips salah satu penulis sukses, saat menulis fiksi katanya endapkan dulu sebentar supaya segar saat memperbaikinya. Besok revisi terakhir sebelum dikirim.

10 November 2012

Ini seperti sebuah berkah setelah menziarahi makam kakekku tadi pagi. Otakku terasa begitu cemerlang. Tiba-tiba aku jenius memilah diksi, meramu ulang kalimat yang kurang pas, dan merombak narasi hingga kurasa cukup sempurna. Tepat adzan Magrib cerpenku rampung direvisi terakhir. Tinggal mengirimkannya lewat email, nanti malam sebelum jam dua belas cari warnet, sedikit ke kota, sebab di sekitar desaku tak ada.

Usai salat magrib aku rebahkan diri di atas kasur sekedar meluruskan pinggang. Ada waktu beberapa jam, cukup untuk istirahat sejenak. Kupejamkan mata, membayangkan seandainya aku menjuarai lomba cerpen itu. Selain bangga, tentunya yang paling penting adalah hadiahnya. Semakin lama kupejamkan mata, andai-andai makin jauh mengelana, hingga terperosok dalam kantuk dan impian membawaku ke sebuah adegan saat aku menerima hadiah juara pertama, begitu manisnya.

Sayup suara adzan semakin lama semakin jelas terdengar. Kesadaranku belum pulih, mata masih begitu berat untuk terbelalak. Rasanya begitu malas untuk beranjak dari kasur kapuk empuk ini. Kurapatkan lagi mata ini untuk kembali tidur. Tiba-tiba, "Lomba cerpen dengan tema asuransi berhadiah jutaan rupiah..." Seolah diujung telinga bisikan suara itu, lirih namun begitu jelas. Aku terperanjat, segera melesat ke kamar mandi. Bagian akhir adzan masih melantun bersahutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun