Hubungan antara negeri tirai bambu dengan negeri kangguru kembali memanas akibat virus Corona. Pemerintah Australia meminta dilakukan penyelidikan asal usul Corona yang membuat China terpojok. Penyelidikan ini dilakukan untuk mengidentifikasi sumber virus dan juga rute penyebarannya ke populasi manusia. Tujuannya adalah untuk memastikan transparansi atas awal mula pandemi ini, lalu ditanggapi dengan panas oleh pemerintah China.Â
Pemerintah China tidak terima dengan rencana penyelidikan itu dan mengancam untuk memboikot sejumlah komoditas Australia. Boikot dari China bisa mempengaruhi kehidupan di Australia.
China adalah mitra dagang terbesar Australia dengan impor dan ekspor bernilai AU$ 183 miliar tahun lalu menurut Komisi Perdagangan dan Investasi Australia. Padahal pasar China adalah pasar besar bagi sejumlah komoditas Australia seperti wool, gandum, batu bara, biji besi, dan gas termasuk anggur dan susu. Selain itu Australia juga banyak menjual produk manufaktur seperti mesin kesehatan dan turis China yang berlibur ke Australia dari segi pariwisata. Akibatnya pekan lalu pemerintah China menerapkan bea masuk 80,5% untuk barley asal Australia dan rencananya akan berlaku selama 5 tahun ke depan.Â
Pemerintah China juga akan mempertimbangkan produk asal Australia sepeti makanan laut, buah-buahan, dan juga wine. Tentu Australia akan kesulitan sekali bila produknya tidak bisa menembus pasar China. Ada kekhawatiran China akan memutus pasokan batubara dari Australia.Â
China adalah salah satu pembeli terbesar batu bara Australia dengan nilai AU$ 13,84 miliar pada tahun fiskal 2017/2018. Memang China dapat memasok dari negara lain seperti Rusia dan Indonesia. Tapi harus diakui bahwa pengiriman dari Australia ini yang paling sesuai untuk China dari segi waktu dan juga jarak. Hingga saat ini harga batubara pun masih naik 4,27% di pasar internasional menurut acuan ICE Newcastle.
China adalah negara tujuan ekspor barley terbesar untuk Australia, ekspor barley Australia ke China mencapai US$ 1,5 - 2 miliar. Lebih dari 50% total ekspor barley di Australia. Sementara untuk menggantikan barley Australia, China bisa membeli dari negara lain. Bagi Australia, China menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai AU$ 106,3 miliar. Sedangkan untuk China jualan ke Australia hanya US$ 47,55 miliar saja. Jadi pengorbanan Australia akan sangat besar dibandingkan dengan China apabila perang dagangnya berlanjut.
Seharusnya apabila China tidak menyembunyikan sesuatu dibalik tersebarnya virus Corona ini, China tidak perlu menolak penyelidikan yang akan dilakukan oleh Australia dan negara lainnya karena akan mengundang dugaan-dugaan yang belum tentu benar. Hal ini dilakukan untuk kepentingan bersama.Â
Mungkin jika sudah diketahui kebenarannya, negara lain dapat membantu mencari vaksin untuk penyelesaian masalah virus Corona ini. Akan tetapi yang dilakukan oleh China malah menimbulkan perang dingin dengan negara yang sudah mempunyai ikatan dagang sehingga dapat merugikan perekonomian kedua negara tersebut khususnya Australia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H