Mohon tunggu...
Muhammad Hafizh Ar Raiyan
Muhammad Hafizh Ar Raiyan Mohon Tunggu... Lainnya - Filosofi Mie Ayam

Mau jadi morning person

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perokok Amatir

10 November 2023   03:44 Diperbarui: 10 November 2023   04:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada 3 merek rokok yang ingin aku hisap hari-hari ini. Rokok tersebut ialah Surya, Jumbo Coklat, dan Turbo. Harga rokok yang naik membuatku berpikir lagi harus kemana lagi aku mencari rokok. Entah bekerja untuk membelinya atau memintanya kepada orang.

Membeli rokok pun aku masih berpikir lagi, antara membayar hutang uang teman untuk membeli nasi orak-arik, membeli pertalite untuk motorku yang boros atau menghabiskannya membeli sebungkus rokok. Orang berkata "Bukankankah lebih baik uangmu itu untuk jajan bakso atau mie ayam?" lalu aku menjawabnya dengan guyonan "Ya... jika aku membeli rokok 12 batang dengan uang 15 ribu aku bisa menghabiskannya 12 hari, tapi kalau uang 15 ribuku untuk membeli bakso atau mie ayam akan habis di waktu itu juga."

Akhirnya cara mudah dan tidaknya aku meminta kepada orang. Dengan embel-embel "Ini apa e? Rasanya kek apa sih?" kemudian aku memegang bungkusnya. Jika orang tersebut memiliki moral yang tinggi dia akan langsung mengatakan "Coba aja bro."

Awal mula dulu merokok mungkin aku menghisap sebatang rokok yang bisa di ecer. Lebih mulanya lagi aku membakar kertas dan kemudian bergaya seperti orang merokok. Sampai sekarang, aku juga tidak tahu cara merokok yang baik dan benar, aku adalah perokok amatir. Tidak tahu bagaimana cara menghisap dengan pernapasan perut. Saat menghisap rasanya hanya ada sesuatu yang menggumpal di sekitaran amandel ku.

Menjadi perokok baru-baru ini memang sesuatu yang aneh, ya walaupun tidak sampai kecanduan dan seperti orang yang tidak merokok. Karena hidup 45 hari dirumah orang dan aku butuh alasan untuk bertahan aku lari ke rokok. Ada beberapa alasan aneh jika aku ditanya kenapa kamu merokok?

Pertama, karena aku bercita-cita untuk memiliki pasangan dari NU. Walaupun aku tidak pandai membaca kitab, memimpin tahlilan, Barzanjian tetapi setidaknya aku merokok.

Kedua, saat aku bertemu orang baru misalnya di bengkel, forum-forum, tempat-tempat umum, mulai ada cara terbaru untuk mengawali pembicaraan. "Rank-mu apa?'" Begitulah keadaan sekarang ini. Dulu saat aku masih bermain Mobile Legends, aku merasa gampang sekali mencari relasi dan gampang untuk akrab dengan orang, selain itu aku sedikit agak sombong karena Rank-ku juga tinggi daripada orang pada umumnya. Akan tetapi semua itu seperti memudar saja setelah aku tidak memainkan permainan itu.

Untuk orang yang jarang keluar rumah, tak berbicara banyak, senang menyendiri, aku butuh perantara atau aku butuh alat untuk komunikasi. Alasan itulah sekarang aku agak sering merokok. Susah rasanya mengawali pembicaraan seperti "Kerja/ Kuliah? Tinggal dimana?" aku tidak bisa seperti itu. Simulasinya adalah ketika aku punya sebungkus rokok, kemudian aku menawari orang tersebut sebatang rokok-ku (walaupun mungkin orang tersebut tidak merokok) dan terjalinnya suatu komunikasi.

Sebenarnya untuk sebatang rokok-ku aku berharap ada kembalian yang lebih dari penghisapnya. Aku berharap cerita menarik, sesuatu yang absurd, lucu, random pun tak apa. Jadi, rokok bagiku adalah alat bersosialisasi yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun