Law of The Jungle episode Kalimantan; Ketika Artis Korea Ditantang Hukum Rimba
Pernah membayangkan artis K-pop yang cantik, ganteng, tinggi, semampai, stylish, selalu tampak keren, berkulit kinclong, in real memegang kapak atau golok di tengah hutan untuk menebang batang pohon bambu? menyibak ilalang dengan parang? Mendirikan kemah dari bambu di tengah malam? Di tengah hutan? Memantik api dengan batu saat kedinginan? Menyelam ke dasar laut untuk menangkap kerang, cumi-cumi, gurita juga ikan? Atau memanjat pohon kelapa demi menghilangkan dahaga saat makan malam? Jika belum pernah, maka acara Law of The Jungle yang diproduksi SBS ini bisa menjadi tayangan menarik bagi kamu penggemar K-Pop atau K-Drama. Mengapa? Karena sejak pertama tayang, Korean Reality Documentary Show yang bertujuan menantang cara bertahan hidup para artis di alam liar ini selalu bertabur bintang.
Beberapa tempat yang cukup terkenal pernah dijelajahi kru dan pengisi acara LOTJ. Sebut saja di antaranya pedalaman hutan Amazon, Madagaskar dan Borneo. Silih berganti bintang tamu yang diundang untuk mengikuti program ini. Sementara pemandu acara tetapnya adalah Kim Byung Man, atau biasa disebut Kepala Suku di dalam acara tersebut. Kim Byung Man sendiri dikenal sebagai komedian yang multitalenta.
Episode yang paling menarik perhatian perhatian saya sebagai warga negara Indonesia adalah Law of The Jungle in Borneo. Di mana para pengisi acara tetap seperti Kim Byung Man dan Bong Tae Gyu kedatangan para bintang tamu spesial. Sebut saja Kim Dong Jun, member boyband ZE;A, aktor tampan Seo Ha Jun serta Onew, member sekaligus leader boyband SHinee. Ketiganya adalah artis K-Pop yang tengah hits dan dielu-elukan penggemar lantaran masih sangat muda, fresh, tampan dan berkharisma di atas pentas. Pengisi acara lainnya juga banyak, terdiri dari aktor, aktris kawakan, penyiar radio juga atlet Korea Selatan.
Kim Byung Man cs ditantang produser LOTJ untuk bertahan hidup di hutan. Hidup berkelompok dalam rumah panggung di tengah lautan, sekaligus mengenal pedalaman kepulauan Borneo. Bertemu dengan suku Bajau, sekaligus menjelajah hutan Kalimantan.
Acara mula-mula di-setting seperti film The Hunger Games. Saat terdengar bunyi sirine, tim yang terbagi dua menjalankan misi yang sama. Misi melintasi pulau serta berburu kerang raksasa dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Tim yang kalah harus rela kerang hasil buruannya menjadi milik tim yang menang dan mereka harus mencari makanan lain untuk tetap bertahan hidup selama semalam. Selain misi tersebut, misi lainnya adalah menemukan dan mendirikan sendiri tempat tinggal sementara dari bahan-bahan yang disediakan.
Di episode Borneo-Kalimantan, penonton, selain dibuat kagum oleh polah para artis idola yang (ternyata) punya keahlian liar tersembunyi di tengah alam nan eksotis juga bisa ikut menikmati suasana alam pulau Borneo dan hutan Kalimantan yang masih asri. Yang menarik, yakni saat Kim Byung Man cs ditantang untuk berburu ikan tuna bersama para nelayan Suku Bajau. Sementara tim yang lain mengunjungi tempat tinggal Suku Bajau untuk belajar cara menanam rumput laut di permukaan air laut.
Â
Lagi-lagi, yang menarik bukan hanya melihat keteguhan para selebritis dalam mencoba setiap tantangan tapi juga mengetahui sedikit tentang keberadaan Suku Bajau, atau biasa disebut kaum gipsy laut, masyarakat yang tinggal di rumah-rumah kayu di atas permukaan air laut.
Awalnya saya berpikir dan bertanya-tanya, Suku Bajau ini Suku asli mana, tho? Indonesia punyakah? Malaysia punya atau Filipina punya? Awalnya saya pikir mereka suku asli Indonesia mengingat bahasa yang mereka gunakan mirip dengan bahasa Indonesia. Namun kemudian, saya berpikir tebakan saya salah, karena, Pak Murakie, kepala suku Bajau saat diwawancara, mengenakan kaus yang berlambang bendera Malaysia. Rasa penasaran saya berlanjut hingga saya akhirnya mencari di internet tentang kewarganegaraan Suku Bajau Laut. Ternyata mereka memang suku asli Filipina yang beberapa penduduknya menyebar di tiga negara. Indonesia, malaysia dan Filipina. Ternyata sebagian dari mereka tidak memiliki kewarganegaraan. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, saya rasa para artis Korea tak terlalu memikirkan itu. Paling-paling mereka mengira, Borneo dan Kalimantan itu, ya Malaysia, kalau tidak, ya Filipina. Bukan Indonesia. He he he maklum, Indonesia mungkin masih asing di telinga mereka, walaupun fans Hallyu di Indonesia itu bejibun, alias banyak sekali... lagipula, produsernya apa ya tidak mungkin tidak mengatakan kalau hutan Kalimantan itu adalah bagian dari negara Indonesia, tho?
Ah, apa pun itu, terserah mereka. Yang pasti saya cukup terkejut Hutan Kalimantan dipilih menjadi salah satu lokasi LOTJ. Bukankah kata orang, hutan Kalimantan itu kan Amazon-nya Asia? Setidaknya acara itu jadi menyadarkan pemirsa Indonesia yang kebetulan menyaksikan, bahwa menjaga kelestarian hutan hujan tropis itu penting, bukan? Paru-paru dunia gitu, lho! Belum lagi di acara tersebut diekspos juga tentang segala keunikan flora dan fauna yang mereka jumpai di sana. Salah satunya Orangutan.
Kembali ke pembahasan artis-artis yang menanggalkan sejenak kesan cool mereka di tengah hutan. Selama acara, penonton akan menyaksikan mereka tampil apa adanya. Menginjak tanah berlumpur, memanjat pohon, berburu buah-buahan di hutan, berburu ikan di lautan hingga mendirikan tempat tinggal sementara dengan bahan-bahan yang disediakan alam. Bisa dikatakan, tak ada kemudahan, tak ada kemewahan, yang ada hanya upaya bertahan hidup di tengah alam nan liar, sekaligus indahnya alam. Di sana terlihat, mana artis yang hanya mengandalkan tampang keren saat pentas atau saat berakting dalam scene drama dengan mereka yang memang asli serba ingin tahu dan juga pemberani di dunia nyata.