Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Semu (Padamu Negeriku)

29 November 2014   13:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

I
Muda Membahana

Yang muda, yang muda, yang muda!
Teriakmu di badan mikrolet
Deretan gigimu putih bersinar-sinar
Wajahmu mengilat rupawan
Mengingatkanku
Pada permukaan porselen
Pada semenit iklan televisi

Yang muda, yang muda!
Pekikmu pada selembar halaman penuh lowongan kerja
Berbondong warna mencuat di sekeliling
Bagai mengikat janji dengan sebuah hari
bahwa yang muda
lebih punya banyak masa bahagia
dengan segenap harta
dengan perantaraan titel sarjana
atau ijazah seada-adanya

yang muda, yang muda!
Jeritmu pada layar kaca
Memamerkan lekuk nan bagai biola
tubuh gadis remaja
Senyum boneka dibuat sedemikian rupa
Menggoda hati
para penggila

yang muda yang muda!
cacimu pada sebungkus ganja dan narkotika
yang muda ya yang muda
yang tertangkap di depan mata
dengan sukarela
menukar kehidupan melelahkan
dengan riwayat jalan-jalan setan

yang muda
oh
yang muda
tegurmu di belakang meja kantor
di sebalik riuh suara mesin pabrik
di kantor dinas pendidikan
di mana-mana saja

yang muda yang muda
banggamu pada berita
menyiarkan binar sang jiwa muda
mengepak sayap bagai garuda
prestasi mengemuka
di setiap sudut dunia

yang muda yang muda
rutukmu masih pada berita
mempertontonkan berbagai perilaku pahlawan devisa
di negri tetangga dan negri yang nun jauhnya

yang muda adalah yang muda
penuh prestasi gemilang
penuh pula pemakluman
di mata yang tua
yang muda yang muda
bukan semata usia
melainkan pembawaan dirinya

II
Fragmen: Dunia Lain Manusia

Setiap hari
Kau genggam dunia di tanganmu
Ke mana-mana
Kau membawa dunia dalam sakumu
Kau tak mengeluh
Pundakmu bahkan tak luruh
Walau otakmu lumpuh separuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun