[caption caption="Kdramastars.com"][/caption]
Aku membayangkan seandainya semua pewarta berita adalah pasien Pinocchio. Alangkah jengkel, bukan, jika mewartakan sesuatu sementara masih ada yang janggal atau di hati terasa ada yang mengganjal namun harus tetap mewartakan sesuatu maka orang tersebut akan cegukan terus menerus.Â
Ah, cegukan ini.. Enteng!Â
Memang tampaknya enteng, dan tidak lebih memalukan daripada (maaf) Â kentut di depan orang banyak, kan..
Tapi bayangkan jika cegukan itu tidak mau berhenti? Bagaimana pun akan terasa menyiksa, bukan?
Pinocchio? Apaan, sih?
Baru-baru ini aku menyaksikan sebuah drama Korea Selatan berjudul Pinocchio. Dramanya sendiri tidak baru, aku saja yang kurang up to date.Â
Seganteng dan secantik apa pun itu Lee Jong Suk dan Park Shin Hye sebagai dua pemeran utama Pinocchio, aku sih nggak tertarik-tarik amat. Tetapi, saat melihat sekilas trailer-nya dan mendengar dari teman bahwa drama tersebut berkisah tentang dunia jurnalis, eh aku kok jadi berubah pikiran, ya?
"Mau, dong, dramanya," bisikku suatu hari.
Singkat cerita, kulalaplah dua puluh episode Pinocchio. Walaupun harus terbengong-bengong pada dua episode tanpa subtittle apa pun berasa mengunyah beras mentah dan beberapa adegan "you know what, lah"Â adegan apa di drama Korea harus di-skip, nyatanya secara umum, ya, menurut pengamatan awamku sebagai penikmat film, ide ceritanya kece juga, ya.
[caption caption="Asianwiki.com"]