Mohon tunggu...
Arra Yusuf
Arra Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Arra Itsna Yusuf suka jalan-jalan dan nulis suka-suka

Setidaknya, dengan menulis, "Aku menghadirkan diri, meski kau anggap aku mati" (Arra Yusuf)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"1987", Film Sejarah yang Bikin Baper

7 Agustus 2019   22:36 Diperbarui: 7 Agustus 2019   22:54 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: CJ Entertainment

Usaha Jaksa Choi Hwan untuk memperjuangkan otopsi Jung Chul berhasil. Otopsi dilakukan disaksikan juga oleh paman korban yang tak kuasa menahan air mata melihat mayat keponakannya dalam keadaan tidak baik, ditambah harus dibedah untuk mengetahui penyebab kematian sesungguhnya.

Namun, ternyata dokter yang melakukan tindakan otopsi pun di bawah bayang-bayang suap dan ancaman. Namun, ia akhirnya memilih untuk tak menuruti keinginan Investigator Park dan antek-anteknya (yang konon anti komunis) tersebut untuk berbohong.

Meskipun tak secara terang-terangan menyampaikan penyebab kematian korban kepada pihak keluarga. Tetapi paman korban ternyata tak terima jika keponakannya disebut-sebut mati karena serangan jantung. Saat jenazah dan keluarga korban hendak dibawa keluar dari rumah sakit, penjagaan polisi tiba-tiba saja diperketat dan pers dilarang meliput.

Sesaat sebelum masuk ke mobil, paman korban sempat berteriak bahwa keponakannya adalah korban penyiksaan, bukan kena serangan jantung lalu meninggal begitu saja.  

Setelah terdengar teriakan paman Jung Chul, polisi semakin menjaga ketat fokus kamera wartawan, tak membiarkan mereka melihat kondisi keluarga korban saat diseret dan dimasukkan paksa ke dalam mobil oleh anak buah Investigator Park.

Yang tak menyerah adalah Reporter Yoon Sang Nam. Demi melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di balik penjagaan berlapis itu, ia merangkak ke bawah barikade kaki polisi. Sayangnya baru menyaksikan sedikit, polisi berhasil menghalangi pandangan jurnalis Yoon dengan tameng-tameng mereka.

Para jurnalis ini bahkan bergerilya mengikuti rombongan mobil jenazah dan mobil petugas yang membawa keluarga korban hingga ke tempat abu mayat Park Jung Chul disebarkan di sungai yang membeku. (adegan ini menyayat hati banget guys. Siapin tissue).

Karena kasus ini akhirnya tak berhasil ditutupi, pergerakan masyarakat pro demokrasi terus bermunculan, seakan tak pernah redup. Dua orang ditangkap sebagai tumbal agar hidup investigaror Park tetap aman. Penjara pun ternyata dapat diaturnya. Meskipun sang sipir dan seorang penjaga penjara di sana masih punya hati nurani untuk membantu pengungkapan fakta sebenarnya dengan bayang-bayang ancaman dan berujung penyiksaan.

Pergerakan pro demokrasi ini jelas saja masuk ke kampus-kampus. Beberapa mahasiswa mulai mengajak teman-temannya untuk bergabung dengan pergerakan pro demokrasi. Banyak yang menolak, tapi beberapa ingin ikut pergerakan ini karena ikut teriris hatinya dengan kematian tragis Park Jung Chul.

Neng Kim Tae Ri: Pemanis Film yang Nggak Bikin Eneg
Ada Yoon Hee (diperankan neng geulis Kim Tae Ri), peran pemanis dalam film ini karena dalam sejarah sesungguhnya tak ada kisah gadis ini. Namun meskipun pemanis, perannya penting menjadi penghubung komunikasi antara pamannya (seorang penjaga penjara) dengan aktivis gereja dan pemberontak yang tinggal di dalam gereja dan penjara.

Yoon hee juga dikisahkan menjadi teman dekat seorang aktivis kampus bernama Lee Han Yeol yang akhirnya bersama-sama berniat mengungkap fakta agar negara mereka ke depan bisa menegakkan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun