Media sosial merupakan salah satu penemuan terbesar umat manusia. Sejak kemunculannya, banyak sekali perubahan yang telah terjadi. Media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi dan bersosialisasi. Terlebih pada saat pandemi Covid-19, pengguna media sosial meningkat drastis. Data dari We Are Social dan Hootsuite menunjukkan bahwa pada awal tahun 2024, jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia telah mencapai 5,04 miliar orang atau setara dengan 62,3% populasi dunia. Media sosial telah digunakan oleh berbagai kalangan, mulai dari orang tua, dewasa, remaja, hingga anak-anak.
Media sosial membombardir kita dengan hiburan dan informasi 24 jam tanpa henti. Aplikasi-aplikasi ini dirancang dengan algoritma yang sangat canggih untuk mempertahankan penggunanya selama mungkin. Semakin lama kita menggunakan media sosial, semakin banyak iklan yang dapat ditawarkan kepada kita, dan semakin untung pembuat aplikasi tersebut. Dengan alasan ini, banyak pengembang aplikasi media sosial menghabiskan dana besar-besaran untuk mengembangkan algoritma mereka. Algoritma yang canggih dan kurangnya kontrol diri dapat menyebabkan banyak orang menjadi kecanduan media sosial.
Menurut data dari We Are Social, rata-rata durasi penggunaan media sosial di dunia adalah 2 jam 31 menit per hari, 75 jam per minggu, dan 919 jam per tahun atau 38 hari per tahun. Bayangkan, satu dari dua belas bulan waktu Anda hanya untuk bermain media sosial. Waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan hal-hal bermanfaat dan produktif habis untuk hal ini. Para pecandu media sosial sering menggunakannya kapan pun dan di mana pun, baik saat makan, rebahan, bahkan saat buang air besar.
Para pecandu media sosial merasakan banyak sekali dampak buruk dalam hidup mereka. Penggunaan yang berlebihan dapat menjadikan penggunanya pemalas. Terlalu sering menonton video pendek di media sosial juga dapat menyebabkan kondisi short attention span, yaitu kesulitan berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Selain itu, media sosial memicu stres ketika kita membandingkan diri dengan orang lain. Misalnya, saat melihat unggahan orang lain yang sedang berlibur atau artis yang memamerkan barang-barang mewah, kita menjadi iri dan merasa kehidupan orang lain lebih baik daripada kita. Dampak buruk lainnya adalah kecemasan, gelisah, susah tidur, FOMO (fear of missing out), dan banyak lagi.Â
Meski begitu, media sosial memiliki beberapa manfaat, seperti memudahkan akses informasi, menambah penghasilan sebagai konten kreator, dan berbagai keuntungan lainnya. Namun, jika digunakan secara tidak bijak, media sosial dapat menjadi tempat penyebaran ujaran kebencian, berita hoaks, bahkan pornografi. Kuncinya adalah menggunakan media sosial dengan bijak sehingga manfaatnya dapat dirasakan tanpa terkena dampak buruknya.Â
Bagi Anda yang merasa kecanduan media sosial, saya menyarankan untuk melakukan puasa media sosial. Anda dapat memulai dengan menghapus semua aplikasi media sosial dari gawai Anda. Cobalah untuk tidak menggunakan media sosial sama sekali selama tiga minggu ke depan. Saya sendiri telah melakukannya dan mendapatkan banyak manfaat. Sebagai mahasiswa yang sedang berkuliah di Universitas Airlangga, kecanduan media sosial membuat saya menjadi pemalas. Saya lebih memilih rebahan dan bermain media sosial daripada mengerjakan tugas atau belajar. Hal ini menyebabkan prestasi akademik saya menurun. Dengan menerapkan puasa media sosial selama tiga minggu, saya merasakan banyak perubahan. Saya menjadi lebih produktif, tugas-tugas selesai tepat waktu, dan saya lebih bahagia.
Mengapa harus tiga minggu? Tiga minggu atau 21 hari adalah waktu ideal untuk membentuk kebiasaan baru. Bagi Anda yang terbiasa membuka media sosial setiap saat, akan terasa sulit pada awalnya. Anda harus berkomitmen penuh untuk tidak mengunduh atau menggunakan media sosial selama tiga minggu. Alihkan keinginan Anda dengan melakukan hal-hal positif seperti olahraga, membaca buku, bersosialisasi, belajar hal baru, atau kegiatan positif lainnya. Setelah tiga minggu puasa media sosial, Anda boleh mengunduhnya kembali. Namun, ubahlah cara Anda menggunakan media sosial. Batasi waktu maksimal 30 menit per hari. Gunakan media sosial untuk melihat konten yang bermanfaat, seperti konten edukasi. Ikuti akun-akun yang menambah pengetahuan Anda dan berhenti mengikuti akun gosip yang tidak berguna. Ganti kebiasaan menonton video pendek dengan membaca artikel atau menonton dokumenter yang dapat memperluas wawasan. Saran saya, gunakan media sosial hanya di sore hari setelah semua pekerjaan selesai.
Media sosial ibarat pisau tajam yang dapat digunakan untuk memotong sayuran atau melukai orang. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk hal-hal baik seperti menambah wawasan atau untuk hal buruk seperti menyebarkan berita hoaks. Gunakanlah media sosial dengan bijak. Di awal tahun 2025 ini, mulailah kebiasaan baru yang lebih produktif dengan mengelola waktu Anda dalam bersosial media. Jika Anda merasa kecanduan, selamat mencoba puasa media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H