Pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai inti pembelajaran (permendikbud, 2014:20). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:30).
Karakteristik Model Pembelajaran PjBL
- Mengembangkan pertanyaan atau masalah, yang berarti pembelajaran harus mengembangkan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
- Memiliki hubungan dengan dunia nyata, berarti bahwa pembelajaran yang outentik dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada dunia nyata.Â
- Menekankan pada tanggung jawab siswa, merupakan proses siswa untuk mengakses informasi untuk menemukan solusi yang sedang dihadapi.Â
- Penilaian, penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil proyek yang dikerjakan siswa.
Sedangkan menurut Stripling, model Project Based Learning memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut (Sani, 2014:173-174):
- Mengarahkan siswa untuk menginvestifigasi ide dan pertanyaan penting.
- Merupakan proses inkuiri.
- Terkait dengan kebutuhan dan minat siswa.Â
- Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri.
- Menggunakan ketrampilan berpikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi, menarik kesimpulan, dan menghasilkan produk.
- Terkait dengan permasalahan dan isu dunia nyata yang autentik.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBLÂ
Menurut Boss dan Kraus, model pembelajaran ini memiliki kelebihan atau keunggulan sebagai berikut (Abidin, 2007:170):
- Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.Â
- Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.
- Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.Â
- Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam caracara baru.Â
- Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis atau bahkan melompat zona waktu.
Selain keunggulan, model pembelajaran ini juga dinilai memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut (Abidin, 2013:171):
- Memerlukan banyak waktu dan biaya.Â
- Memerlukan banyak media dan sumber belajar.Â
- Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan berkembang.
- Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu yang dikerjakannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI