Mohon tunggu...
arpan lim
arpan lim Mohon Tunggu... -

Pengacak pikiran!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Pak Taufik

28 Agustus 2014   07:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Saya kaget, masih tidak percaya ketika saya membuka pesan singkat yang dikirimkan oleh pacar saya pada pukul 05.12 subuh tadi "thiy uwa taufik meninggal". Seketika saya langsung melek, sang tokoh yang selama ini jadi inspirasi saya telah pergi, tak banyak kata yang dapat saya ketikkan untuk membalas pesan singkat tersebut.
Pak taufik saya memanggilnya, pertama kali saya bertemu di Cikalong Wetan, kampung halaman beliau pada saat saya sedang berlibur dan mengunjungi kekasih pujaan hati, di sana beliau selalu menghabiskan akhir pekannya di balong (kolam ikan) yang di atasnya telah dibangun sebuah rumah bambu yang asri, tempat istirahat melepaskan beban dari kepenatan pikiran di Ibu Kota. Dalam benak saya kala itu, beliau sungguh sangat dingin, keras kepala, dan tidak bergaul. Saya sampaikan hal ini ke pacar saya dan hanya dijawab "Mungkin karena Uwa (Paman) Taufik baru kenal kamu".
Pertemuan berikutnya, saya tidak begitu banyak ngobrol dengan beliau, tapi saya banyak mendengar cerita tentang kisah hidup beliau dari pacar saya, dan dari media sosial dan terutama dari kompasiana. Saya cukup tertarik untuk mengetahui siapa beliau ini.
Bulan maret tahun lalu saya sempat menginap di rumah beliau, sehari sebelum hari pernikahan putrinya, di sana saya baru mulai mengenal karakter beliau yang tegas tetapi sangat ramah, termyata beliau orangnya asyik dan memiliki banyak ilmu. Pada esok harinya ketika hari pernikahan putrinya, teh Anes begitu saya memanggilnya, terlihat raut wajah bahagia darinya, dan makin terlihat bahwa dugaan awal saya pada pertama kali kenal beliau adalah salah besar, beliau sangat asyik jadi teman ngobrol dan sangat lugas berbicara.
Ketika saya menerima berita kepergiannya tadi pagi, saya mencari artikel tentang beliau, dan sangat banyak saya temukan komentar positif tentang beliau semasa hidupnya. Mengutip salah satu judul artikel di Kompasiana, kini sang kompasianer ulung telah pergi, tetapi saya yakin semangatnya akan terus hidup di jiwa teman-teman Kompas Grup dan keluarga pun diberikan ketabahan menghadapi ujian ini, terutama Aki Daud ayah beliau, Bu Tepi, Bi Titin, Vincen keponakan sekaligus pacarku tercinta, Teh Anes, Agan dan Bu Diana istri beliau yang selalu setia mendampingi beliau. Selamat jalan Pak Taufik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun