Mohon tunggu...
Arosyid Wahyu
Arosyid Wahyu Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Muda

Suka dengan Keindahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik ILK (Imajinasi Literasi Kreatif) SDN ROROTAN 02

19 Oktober 2023   09:49 Diperbarui: 19 Oktober 2023   10:01 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jum'at, 13 Oktober 2023. Dalam upaya meningkatkan literasi di kalangan anak-anak, SDN ROROTAN 02 membuat suatu terobosan pendekatan inovatif yang bernama ILK (Imajinasi Literasi Kreatif) yang semakin populer adalah "bermain peran." Metode ini telah mendapatkan pengakuan luas karena memadukan kesenangan bermain dengan pembelajaran yang mendalam. Dalam era digital yang semakin canggih, bermain peran menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan keterampilan literasi, berbicara, dan berpikir kritis di kalangan anak-anak sekolah dasar terutama pada siswa kelas rendah yang notabennya masih kurang dalam hal minat membaca.

Bermain peran melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam menggambarkan cerita atau situasi tertentu, yang memungkinkan anak-anak untuk memahami karakter, situasi, dan permasalahan yang terdapat pada suatu cerita. Kegiatan ini memerlukan penggunaan imajinasi, pemecahan masalah, dan pemahaman yang mendalam tentang konteks cerita yang mereka baca. Melalui permainan peran, anak-anak dapat mengembangkan berbagai aspek literasi seperti membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Metode ini dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui permainan peran klasik, seperti "rumah-rumahan," yang mengajar anak-anak tentang peran sosial dan tanggung jawab, atau melalui bermain peran dalam konteks sejarah, misalnya menjadi tokoh-tokoh bersejarah untuk memahami peristiwa penting dalam sejarah.

Salah satu keuntungan utama dari bermain peran adalah pengembangan empati. Anak-anak belajar untuk memahami perasaan dan perspektif karakter yang mereka perankan, yang memungkinkan mereka untuk mengenali dan memahami perasaan orang lain dalam kehidupan nyata. Ini adalah keterampilan penting dalam berkomunikasi dengan baik dan memahami keberagaman dalam masyarakat.

Beberapa lembaga pendidikan dan organisasi nirlaba telah mengadopsi metode ini dalam kurikulum mereka. Mereka menyadari bahwa bermain peran dapat menjadi alat yang kuat untuk membantu anak-anak dan remaja mengembangkan keterampilan literasi yang kuat sambil tetap menghibur.

Dalam menghadapi era informasi yang begitu cepat dan dinamis, memastikan bahwa generasi muda memiliki keterampilan literasi yang kuat adalah prioritas utama. Bermain peran adalah salah satu cara yang inovatif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan ini. Dengan menggabungkan pendidikan dan hiburan, kita dapat membantu anak-anak dan remaja menjadi pembaca yang lebih kritis, penulis yang lebih berpengaruh, dan pemikir yang lebih kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun