Banyak cerita bahwa KKN merupakan ajang perjodohan tahunan yang dilaksanakan setiap Universitas. Harapannya supaya para jomblowan/wati bisa dengan mudah mendapatkan jodohnya.
Bahkan perjodohan seperti ini sering diceritakan oleh dosen maupun orang-orang yang menemukan jodohnya di saat KKN.
Jangan salah, banyak juga pasangan yang sudah membangun komitmen bersama untuk melayarkan bahtera rumah tangga 1 tahun pasca kelulusan yang berakhir kandas. Biasanya karena faktor perselingkuhan, bagaimana tidak selingkuh selama 40 hari tinggal 1 atap dan setiap hari dipastikan bertemu.
Saya jadi ingat pepatah Jawa "witting tresno jalaran songko kulino" yang kurang lebih artinya adalah awal mula cinta bermula dari kebiasaan bertemu.
Bagi kalian yang putus dengan pacar gara-gara KKN tetaplah bersabar, meskipun saya tahu bahwa itu sangat menyakitkan.
Yah, begitulah namanya cinta, jangankan masih pacaran, sudah tunangan saja ada juga yang batal nikah. Tapi kehidupan harus tetap berjalan, jangan sampai gara-gara putus dengan pacar sampai mengakhiri hidup, kayak udah nggak ada yang mau saja sama kalian. Kalian masih punya keluarga, sahabat teman yang bisa kalian ajak curhat dan jalan-jalan supaya hati kalian kembali tenang. Selanjutnya perlahan move-on dan mulai mencari pujaan hati baru yang lebih baik dari sebelumnya. Karena, orang yang paling beruntung adalah orang yang mengubur masa lalunya dan selalu memperbaiki masa depannya, begitupun juga dengan mencari pasangan.
Kalau putus dengan pacar saat KKN bisa dikatakan biasa, akan tetapi mendapatkan jodoh saat KKN itu bisa dikatakan luar biasa apa tidak ya? Kalau menurut saya juga biasa saja hehe.
Sebenarnya mau putus atau berjodoh itu kembali ke diri masing-masing, bagi yang putus kemungkinan orang-orangnya masih plin-plan dan belum bisa setia apalagi memegang komitmen. Kemudian bagi yang berjodoh saat KKN bisa juga karena salah satu tujuan KKN adalah untuk mengakhiri rekor jomblonya.
Akan tetapi bagaimana nasib mahasiswa jomblo yang melaksanakan KKN-nya disaat pandemi? Bagaimana nasib mereka, apakah mereka bisa mengakhiri rekor jomblonya. Atau akan menjomblo sampai dia wisuda.
Saya merupakan salah satu mahasiswa yang KKN di semester ini, kebetulan masih menggunakan sistem KKN dari rumah (online). Lumayan membosankan karena tidak bisa merasakan apa yang senior rasakan. Seperti cinta lokasi disaat KKN, dibuatkan sarapan setiap pagi, selalu disediakan kopi, diperhatikan sepanjang hari dan masih banyak lagi. Pasti kalian yang sudah KKN punya cerita percintaan menarik masing-masing.
Waktu itu saya KKN dari tempat domisili di Semarang, bersama 12 teman saya. Selama 40 hari KKN hanya 3x pertemuan saja. Kedekatan keluarga yang terbangun juga kurang begitu erat, mengingat minimnya pertemuan. Jadi, waktu bertemu kita masih agak canggung dan malu dalam memulai percakapan. Ada kekhawatiran kalau nanti kata-kata yang dilontarkan menyakiti hati maupun menyinggung.