TIMNAS Garuda baru saja memastikan diri maju ke babak final untuk memperebutkan mendali emas, SEA Games k-32 Kamboja.
Hampir di ujung tanduk, Timnas asuhan Indra Sjafri berhasil mencuri gol pada masa injury time melalui sepakan Taufani Muslihuddin ke sudut kanan gawang Vietnam untuk keunggulan Indonesia 3-2 atasi Vietnam. Ini sebuah anugerah. Ibaratnya, timnas berhasil lolos dari lubang jarum. Pasalnya, sepanjang sisa babak kedua, Indonesia harus bermain hanya 10 orang setelah pada menit ke-61 Pratama Arhan diusir wasit akibat pelanggaran yang berbuah kartu merah.
Sebenarnya Indonesia bermain cukup apik dan memimpin sejak babak pertama. Belum 10 menit berlangsung, Komang Teguh mengantarkan keunggulan lewat sundulan kepalanya. Sayangnya, Vietnam sanggup menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat memasuki menit ke-35 lebih lewat bola atas Nguyen Van Tung.
Babak kedua berlangsung, lagi-lagi Timnas Garuda unggul 2-1 lewat Muhammad Ferrari memanfaatkan tendangan deras Marselino Ferdinan ke arah gawang Quan Van Chuan. Tapi petaka datang. Bermain hanya 10 orang dan selalu mendapat tekanan, Bagas Kaffa membuat blunder saat bermaksud menghalau bola, justru si kulit bundar bersaran ke gawang Ernando Ari. Vietnam mendapatkan gol gratis untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit 78.
Vietnam benar-benar di atas angin. Silih berganti juara bertahan SEA Games ini mengurung pertahanan Indonesia. Timnas Garuda yang kalah jumlah pemain benar-benar bertahan total dengan sesekali yang melakukan counter attack.
Bola memang bundar. Tidak bisa ditebak siapa pemenangnya sampai peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan ditiup. Daya juang pantang menyerah Witan Sulaeman dkk akhirnya membuahkan hasil. Jelang usai masa tambahan waktu babak kedua, sebuah gol hasil serangan balik sukses mengandaskan perlawanan Vietnam. Skor 3-2 mengakhir laga dramatis ini, dan mengantarkan Indonesia ke final untuk menghadapi pemenang laga antara Thailand vs Myanmar.
Arhan Pahlawan sekaligus Pecundang
Pratama Arhan pada pertandingan yang berlangsung di National Olympic Stadium, Sabtu (13/5/2023) kemarin bak bermuka dua. Satu sisi dia bisa menjadi pahlawan karena berhasil menghasilkan umpan lewat lemparan dalamnya yang tepat dan terukur untuk assist dua gol Timnas. Sisi lainnya, Arhan juga bisa dikatakan pecundang --andai Timnas kalah pada laga ini. Sebab, karena kecorobohannya dia harus dikartu merah akibat ketidakmampuannya mengontrol emosi dan dianggap mencederai lawan.
Arhan memang selalu menjadi Andalan Timnas, baik selama dibina olah Shin Tae Yong maupun di bawah bimbingan Indra Sjafri meski jarang dimainkan di Tokyo Verdy saat mengarungi Liga 2 Jepang. Tentu sebuah catatan penting bagi karier pemain asal PSIS Semarang ini.
Permainan timnas adalah permainan tim. Jadi, apa pun situasinya pertandingan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya tanpa merugikan tim. Kecerobohan sekecil apa pun harus dihindari. Dan hal itu harus jadi bahan evaluasi Pratama Arhan untuk laga-laga pasca SEA Games 32. Mengingat Arhan sendiri otomatis tidak bisa membela Timnas Garuda saat final, karena hukuman kartu merah yang diterimanya. Ini pasti sedikit banyak akan merugikan tim dan membuyarkan strategi tim pelatih yang sudah sejak awal memplotnya dalam skema permainan.
Dua Pemain Tidak Bisa Tidur Nyenyak