Mohon tunggu...
Arofah Rita Syahara
Arofah Rita Syahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa PKL MBKM SKM Penggerak Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang Rekomendasikan Policy Brief untuk Cegah Hipertensi

4 November 2024   18:05 Diperbarui: 4 November 2024   20:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang, 2024 ------ Dalam Upaya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai Hipertensi, salah satu mahasiswa PKL MBKM SKM Penggerak mengadakan program "Bincang Hipertensi: HATI (Hidup Aktif Tanpa Hipertensi)" yang dilaksanakan di RW 21 Kelurahan Sendangmulyo.Hasil dari kegiataan tersebut salah satunya adalah sebuah Policy Brief yang diserahkan kepada ketua RW 21 pada akhir kegiatan sebagai bentuk tindak lanjut dari program yang telah dilakukan sebelumnya.

Policy brief ini disusun berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap program yang terlaksana, dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mungkin terjadi selama pelaksanaan program. Kekuatan dari program ini yaitu kemudahan pelaksanaan sosiliasi yang ditujukan bagi kader kesehatan dan pengurus PKK RW, antusiasme yang tinggi dari masyarakat, akses langsung yang dimiliki oleh kader dan pengurus PKK RW dalam menjangkau masyarakat, serta pelaksanaan posyandu yang dibagi menjadi tiga bagian dan dilaksanakan setiap bulan memberikan kemudahan dalam penyampaian informasi.

Program ini juga memiliki beberapa kelemahan seperti ketidakhadiran beberapa kader kesehatan dan fasilitas yang terbatas, termasuk alat pemeriksaan tekanan darah yang seringkali mengalami error. Di sisi lain, peluang besar dari adanya program ini adalah adanya dukungan positif dari pihak RW serta peningkatan kesadaran kader kesehatan dan pengurus PKK RW dalam menangani hipertensi yang terjadi.

Tentunya, dalam berjalannya program terdapat ancaman yang harus segera diatasi seperti pemahaman kader yang kurang dalam memberikan informsi kesehatan, minat masyarakat yang rendah untuk datang ke posbindu, serta pandangan atau persepsi yang keliru tentang hipertensi.

Dalam kurun waktu dua bulan (Agustus dan September 2024) terindikasi adanya 6 kasus hipertensi yang terjadi di masyarakat RW 21. Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti hasil analisis SWOT dan angka kasus yang terjadi, rekomendasi policy brief dinilai penting untuk segera ditindaklanjuti. Rekomendasi yang dimaksud meliputi:

  • Penyuluhan dan pemberian edukasi kesehatan.
  • Kampanye pola hidup sehat untuk mempromosikan gaya hidup sehat.
  • Pelatihan kder kesehatan yang ada untuk pengawasan dan pendampingan.
  • Peningkatan program deteksi dini hipertensi melalui pemeriksaan rutin di posbindu.
  • Konseling kesehatan individu bagi para penderita hipertensi dan yang memiliki risiko mengalami hipertensi.
  • Dengan adanya rekomendasi yang ditawarkan, diharapkan mampu mengurangi angka kejadian hipertensi dan meningkatkan kesehatan masyarakat di RW 21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun