Mohon tunggu...
Arnol Tamo Ama
Arnol Tamo Ama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Agriculture

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal dan Pertanian Berkelanjutan di Sumba

15 September 2024   23:59 Diperbarui: 16 September 2024   02:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.beritasatu.com

Sumba merupakan salah satu pulau di Indonesia yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kearifan lokal di pulau Sumba sangat berkaitan erat dengan praktik pertanian berkelanjutan. Sebagian besar masyarakat Sumba profesinya yaitu petani, dan pada umunya masyarakat melakukan budidaya tanaman padi, tanaman jagung, dan berbagai jenis tanaman hortikulturan. Masyarakat Sumba sangat dekat dengan praktik pertanian tradisional yang sudah di wariskan dari generasi ke generasi, dan masyarakat Sumba sudah lama melakukan sistem pertanian yang beradaptasi dengan lingkungan dan mengelola sumber daya alam dengan baik. 

Pada umumnya masyarakat di Sumba menggunakan alat pertanian tradisional  seperti cangkul yang digunakan untuk mengolah tanah dan sabit yang digunakan untuk panen padi yang mana disesuaikan dengan kondisi setempat dan meminimalkan dampak lingkungan dibandingkan dengan mesin modern. Di Sumba, terdapat metode tradisional seperti pembuatan terasering di lereng untuk mengurangi erosi tanah dan menjaga kelembaban tanah. Selain itu, terdapat sistem pengelolaan air yang dilakukan secara adat yang membantu masyarakat untuk mendapatkan air air secara adil dan berkelanjutan sehingga semua lahan pertanian tetap mendapatkan air yang cukup.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/nusantara/
Sumber: https://www.kompas.id/baca/nusantara/

Di hari pertama melakukan pengolahan lahan pertanian dan saat panen tiba, sering kali masyarakat melakukan ritual adat, sehingga ritual atau perayaan adat sering kali dikaitkan dengan siklus pertanian, seperti jumlah hasil panen panen,  memperkuat hubungan antara manusia dan alam, serta mendorong praktik berkelanjutan. Dan masyarakat Sumba juga memiliki sistem  pengelolaan hutan tradisional yang memuat aturan dan norma untuk menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Hal ini sering kali berkaitan dengan larangan menebang pohon secara sembarangan dan perlindungan  terhadap hutan adat.

Dengan terus menjaga kearifan lokal dan tetap menjalankan pertanian modern, Sumba dapat menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan. Dengan hal ini maka pentingnya kita tetap mempertahankan dan menghargai pengetahuan atau kegiatan yang masih bersifat tradisional saat kita menghadapi tantangan pertanian di masa depan yang semakin canggih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun