Ketika melihat arloji, saya jadi tertegun, betapa kasihan sebuah arloji. Dia menunjukkan waktu kepada semua orang, tanpa pernah sedikitpun mengenal perihal waktu.
Sama halnya dengan burung beo yang mengicaukan bahasa manusia. Terlihat begitu mahir bersuara, namun sesungguhnya tak mengerti makna di balik ucapannya.
Mungkin lebih beruntung nasib sebuah kompas. Tak perlu tahu seluruh mata angin. Cukup tahu satu arah saja. Dan ke sanalah hidupnya tertuju.
-Kuharap demikianlah hatiku saat menemukan hatimu-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!