Banyak generasi muda saat ini, kurang memaknai sejarah dan apa itu “Sumpah Pemuda”. Jadul, kampungan dan hanya dianggap hanya sebagai “upacara seremonial” sehari, seperti itu generasi muda saat ini memandang Sumpah Pemuda, sungguh ironis juga ditengah gempuran budaya barat seperti hedonisme dan westernisasi yang tiada hentinya menggerus nilai-nilai kebangsaan kita.
Bagaikan senjata, ikrar “Sumpah Pemuda” dapat kita gunakan untuk melawan sekaligus menjadi tameng kita menghadapi arus globalisasi, memaknai bahwa melalui sumpah pemuda kita dilebur menjadi satu kesatuan dan menumbuhkan semangat kebangsaan tanpa dinodai pembentukkan kelompok yang mengatasnamakan golongan yang ekstrem dan eksklusif seperti yang banyak kita temukan saat ini fenomenanya dikampus-kampus seluruh Indonesia.
Pemerintah telah gagal dalam menyelenggarakan pendidikan yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan persatuan nasional, seperti yang kita tahu pola pengajaran kita cenderung terlalu teoritis sehingga pelajaran pendidikan kebangsaan tak jauh-jauh dari menghapal isi Sumpah Pemuda, menghapal sejarah Indonesia tanpa memaknai betul arti sesungguhnya dari perjuangan kebangsaan ituitu. Hal stategis yang dapat yang dapat kita tempuh adalah memperbaiki mulai dari diri kita sendiri, mengadakan diskusi kebangsaan, forum-forum antar pemuda perwakilan tiap-tiap daerah (provinsi) dari seluruh Indonesia yang berdiskusi bersama menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI