Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Politik Demokrat: Sebuah Sinetron Politik Murahan

2 Juni 2014   05:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:49 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrat berputar - putar untuk memilih Prabowo (sbrgbr:Detik)

[caption id="" align="aligncenter" width="380" caption="Demokrat berputar - putar untuk memilih Prabowo (sbrgbr:Detik)"][/caption]

Hari ini hampir semua media menyiarkan tentang penarikan nomor urut dari dua pasangan Capres – Cawapres yang diadakan di KPU, seperti yang kita tahu hasilnya adalah 1 untuk PRabowo – Hatta dan 2 untuk Jokowi – JK.

Yang tersisa dari hiruk pikuk kemeriahan penarikan undian ini adalah menunggu sikap politik partai demokrat yang secara kebetulan mengadakan pertemuan dengan Prabowo – Hatta di Hotel Sahid dalam rangka mendengarkan Visi – Misi.

Sesudah pertemuan “bermutu” ini, saya membaca beragam respon dari kader demokrat tentang pendapat mereka terhadap pasangan Prabowo – Hatta (PH) ini, Edhie BAskoro Yudhoyono alias Ibas, terlihat senang sekali ketika mendapat Pin dari pasangan PH dan nampaknya ingin lekas – lekas memakai pin tersebut, lain lagi ekspresi sikap dari Pramono Edhie Wibowo, anggota dewan pembina yang mantan KASAD dan juga yang dikalahkan Dahlan Iskan dalam Konvensi Demokrat kemarin dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Prabowo – Hatta setelah mendengarkan visi misinya, “Atas sikap saya yang memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta, selanjutnya saya akan mengarahkan konstituen, partisan dan relawan untuk mendukung pemenangan pasangan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014," tegas Edhie.(sbr:detik.com).

Ketua DPP Harian Partai Demokrat sendiri, Syarif Hasan, malahan menyatakan paling lambat pada esok hari baru SBY akan mengatakan kesimpulan akhir dari sikap partai Demokrat yang berarti kejelasan dimana Demkrat akan berlabuh nantinya pada pertarungan Pilpres nanti.

Secara pribadi saya tidak melihat sesuatu yang luar biasa dari pertemuan ini, baik dari segi penyelenggaraan maupun dari segi sikap akhir dari partai ini, saya berpikir sebelum dan sesudah hasil pileg kemarin, hampir semua pengamat politik bisa memperkirakan akhir dari sikap partai ini, yang entah kenapa sekarang mulai gampang untuk bersinetron politik daripada berpolitik secara elegan, kenapa?, akan saya runtut seperti ini,:

Konvensi tanpa arti

Konvensi Capres Demokrat sudah selesai dan seperti yang saya lihat menelurkan dua orang terbaik yaitu Dahlan ISkan dan ANies BAswedan, namun entah kenapa Pramono Edhie yang akhirnya disiapkan untuk menjadi calon yang siap dipinang apabila ada yang melamar, ketidakberartian sebuah pagelaran besar dari partai politik yang menang sebelumnya yang semakin tak ada arti ketika Dahlan dan Anies melangkah cepat untuk bersikap ke kubu Jokowi…

"Berpura - pura" Memilih untuk netral dulu

Sesudah semua partai memilih arah koalisi, Demokrat yang mengadakan Rapimnas, malahan terlihat bersikap “luar biasa”, saya melihat Demokrat yang pada awalnya karena aspek “Besanan SBY” seharusnya memutuskan untuk ke Prabowo Hatta sekali lagi mencoba masuk ke episode ke dua sinetronnya, memilih untuk tidak bersikap dahulu dan “kata”nya akan menjadi oposisi penyeimbang dari kedua pasangan ini, walaupun saya mengerti ini bisa saja bentuk dari kepanikan mereka tidak mendapat ruang bertarung…

Tiba – tiba Mengundang Prabowo – Hatta untuk menyampaikan Visi - Misi

Tak ada angin takada badai, sinetron ini berlanjut, bukannya langsung memilih, pagelaran yang tak berarti sekali lagi dibuat oleh partai ini, mengundang Prabowo – Hatta untuk menyampaikan Visi – Misi, sebuah pengingkaran dari sikap sebelumnya, sekaligus menunjukkan kepanikan yang berdampak terhadap keterlambatan melakukan langkah politik, sebuah hal yang semakin menambah “kerusakan” partai ini.

Tentu sinetron ini akan berakhir di catatan akhir dari seorang SBY, saya pikir jika melihat kronologinya maka Sinetron murahan ini Pasti akan berakhir di keberpihakan terhadap Prabowo, tak ada yang terlalu istimewa di alur kronologisnya yan membuat kita bisa berpikir akan ada hal yang luar biasa terjadi ketika masuk fase klimaks sinetron ini, kapasitas sang sutradara (SBY) masih bisa ditebak berdasarkan karya – karya sebelumnya, sehingga jangan berharap akhir sinetron ini bisa terbalik 180 derajat seperti karya – karya Quentin Tarantino ataupun seperti novel Agatha Christie….sudahlah….Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun