Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Siaran Liga Italia Pergi, Bung Kusnaeni Nyebrang ke Bulutangkis...

9 Februari 2014   19:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
M.Kusnaeni,Bung Kus (sbr:Viva.co)

Ketika membuka Trans 7 menonton kejuaraan Bulutangkis Djarum Superliga, janggal juga rasanya, karena warna suara dan intonasi suara sangat akrab di telinga saya, ya ternyata M.Kusnaeni yang akrab disapa Bung Kus (bukan bungkus ya..hehehe), salah satu komentator sepakbola terbaik, mungkin yang terbaik menurut saya, menjadi komentator partai final kejuaraan ini, bulutangkis ya bukan bola!!:)

[caption id="" align="aligncenter" width="530" caption="M.Kusnaeni,"][/caption]

Bukan pertandingan yang “kurang seru” ini yang menjadi perhatianku, apalagi melihat Lee Hyung Il membantai Wisnu Yuli, tetapi perhatianku untuk menyimak kata demi kata dari Bung Kusnaeni, apakah bisa menghilangkan gambaran sepakbola dalam komentatornya atau malahan memidahkan lapangan sepakbola ke lapangan bulutangkis.

Secara pribadi, saya melihat bahwa Bung Kus memang tak canggung duduk sebagai komentator, tetapi kualitas komentator beliau sebagai komentator bulutangkis jauh dibandingkan kualitas beliau sebagai komentator Sepakbola, jarang sekali ada bahasa – bahasa teknis bulutangkis yang dengan fasih dia bisa ucapkan ketika pemain beraksi di lapangan, yang ada bahasa – bahasa standar olahraga selain “alot” ,”susah payah” dan lain – lain, jauh dari kepiawaian beliau untuk mempermainkan “tackle’ berbahaya, “amonitto (kartu kuning), atau “espulso” dalam siaran sepakbola liga Italia.

Ya, Bung Kusnaeni mulai mencuat pada 1995 ketika mulai menjadi komentator siaran sepak bola Liga Italia di RCTI. Gaya bertuturnya yang lugas, pilihan kata-katanya yang jernih, dan komentar-komentarnya yang selalu dilengkapi data akurat membuat pemirsa RCTI termasuk saya sangat menyukainya, dan sesudah itu beliau rasa – rasanya merajai wilayah “perkomentatoran” di dunia sepakbola.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Liga Italia di TVRI tinggal kenangan (sbrgbr:bp.vlogspot)"]

Liga Italia di TVRI tinggal kenangan (sbrgbr:bp.vlogspot)
Liga Italia di TVRI tinggal kenangan (sbrgbr:bp.vlogspot)
[/caption]

Mungkin ada alas an lain kenapa beliau menjadi komentator Bulutangkis, bisa jadi beliau juga penikmat bulutangkis, namun saya berpikir alasan yang paling kuat adalah redupnya siaran sepakbola dunia di TV Nasional, yang sekarang lebih banyak di TV berbayar, malahan bukan saja redup tetapi menghilang seperti yang dialami oleh TVRI yang sebelumnya menjadi pemilik hak siar liga Italia, yang akhirnya berhenti “diam – diam” dengan berbagai alasan yang sulit diterima dibandingkan dengan promosi stasiun tersebut waktu pertama kali Liga Italia bergulir tahun lalu.

Pertandingan Big Match di liga manapun, serasa hanya milik orang berduit (TV berbayar), pertandingan tersebut tidak menjadi milik semua, “satu untuk semua”, seperti jargon salah satu stasiun televisi, bagaimanapun saya tetap bersyukur bisa menikmati nuansa sepakbola melalui Bung Kusnaeni, walaupun lewat pertandingan bulutangkis, mudah – mudahan beliau jangan bersandingan dengan M.Niagara kala siaran tinju di TV One, itu mungkin berarti, siaran sepakbola sudah tamat di stasiun Tv nasional baik itu swasta ataupun negeri, heheheh,. Salam Olahraga!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun