Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Permohonan Maaf ala Messi, Sesuatu yang Sudah Lama Hilang

29 Juni 2016   12:12 Diperbarui: 29 Juni 2016   19:53 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: reuters.com

Cerita tentang niat Messi untuk mundur dari tim nasional Argentina entahlah kapan akan berakhir.  Sesudah mengeluarkan niatan prematur tersebut, berjejeran orang memohon agar Messi mempertimbangkan kembali niatannya. Dari legenda Argentina, Maradona hingga Presiden Argentina, Mauricio Macri.

Banyak orang juga terlibat untuk menilai dan menafsirkan latar belakang yang mendasari mengapa Messi sampai memutuskan untuk pensiun dari timnas. Rasa gagal dan frustrasi mendominasi penilaian terhadap sikap yang Messi ambil.

Tetapi pertanyaannya adalah mengapa hanya Messi yang dengan “tegas” minta mundur? Apakah kegagalan dan kefrustrasian tersebut berhak menjadi milik Messi sendiri? Padahal banyak pemain yang sebenarnya terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam perjalanan kegagalan ini. Sebagai contoh, Mascherano, Higuain dan mungkin juga Lavezi.

Tidakkah ada yang menyalahkan Mascherano yang gemar mengundang kartu kuning dari setiap final yang dilakoni Argentina? Lalu apakah kita akan begitu saja lupa akan peluang 100 % gol dari Higuain di piala dunia 2014 dan final kemarin? Jika mau sedikit lebay, mengapa juga Lavezzi harus mengejar bola yang sudah di luar lapangan hingga menabrak papan reklame dan harus cedera dan akhirnya tidak bisa tampil di final Copa?

Sebenarnya jikalau Messi mau, dia tidak harus memendam semua itu sendirian. Berkacalah kepada Cristiano Ronaldo yang gemar menyalahkan teman-teman satu timnya yang dianggap kalah kelas dengan dia ketika timnya harus kalah. Ah sudahlah….

Saya akan mencoba melihatnya dari sisi yang berbeda. Saya yakin bahwa keputusan mundur Messi adalah bentuk permintaan maafnya. Saya sempat menyiratkan itu di tulisan di Kompasiana yang berjudul "Belajar-dari-keputusan-thor-dan-messi-di-dunia-yang-gelap".

Sisi melankolik Messi nampak jelas dari keputusan ini. Sikap menyalahkan diri sendiri membuat dia akhirnya menghukum diri sendiri. Kegagalan di final Copa America selama 120 menit lebih itu dirasakan sebab faktor dirinya sendiri.

Messi sadar bahwa semua mata di Metlife Stadium dan di luar stadion yang ada di benua Amerika dan benua lain tertuju kepadanya. Di kedua kakinya tertanam beban berat yang jikalau tidak bisa dilepaskan akan tertanam terus. Messi adalah Argentina dan Argentina adalah Messi.

Sebagai tambahan, Messi memang sudah terbukti adalah seseorang yang rela untuk meminta maaf. Secara verbal, sehari sebelumnya dia meminta maaf kepada induk organisasi sepakbola Argentina karena sebelumnya memprotes keras keterlambatan pemberangkatan tim Argentina. Lalu sesudah final, secara non verbal Messi meminta maaf kepada seluruh rakyat Argentina dengan pernyataan mundurnya.

Bagi saya, sikap ini yang hilang lama dari dunia sepakbola. Permintaan maaf atau mundur menjadi hal yang paling sulit dalam era sepakbola modern. Era S=sepakbola sekarang sudah bukan saja tentang sportifitas dan  semangat bermain tim tetapi sudah lekat dengan egosentris.

Egosentris yang terbentuk karena Sepakbola sekarang sudah dipengaruhi oleh persaingan yang ketat dan berorientasi kepada uang, kekayaan dan sejenisnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun