Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gunakan Sisir Rambut untuk Serangan Epilepsi

21 Januari 2014   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sbr.gbr. penyakitkronis.com)

[caption id="" align="alignright" width="163" caption="(sbr.gbr. penyakitkronis.com)"][/caption] Senam bersama,menjadi rutinitas peserta pelatihan, tetapi pagi itu, dalam semangat kami mengikuti irama musik dan gerakan isntruktur ,sebagai peserta pelatihan kami tersentak kaget dan beberapa histeris ketika salah seorang teman kami, terserang seizure disorder atau kita kenal dengan epilepsy, dan seperti yang pernah saya baca, teman kami ini mengalami epilepsy (bhs.yun. epilambein yang artinya serangan) dengan sifat/tipe tonik klonik, teman kami mendadak berteriak kemudian jatuh tak sadarkan diri, seluruh tubuh kaku (tonik) kemudian menghentak-menghentak (klonik), bola mata berputar ke atas, mulut berbuih, keluar keringat dingin, kulit kebiruan, nafas dangkal atau terhenti.

Beberapa orang termasuk saya memberanikan diri untuk menolongnya, di kepala saya, adalah mencoba membuka sepatu,karena jujur saya benar – benar awam untuk penyakit ini, “tanpa diduga salah seorang dari teman saya mengeluarkan sisir dari saku celana trainingnya dan menyisir rambut si penderita dengan sisir rambut kecil punyanya, memang seperti gerakan menyisir biasanya, tetapi mata sisir mengarah tegak lurus kearah kepala dan dilakukan dengan gerakan yang cepat.

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Sisir (Sbr.Gbr.4.bp.blogspot.com)"]

Sisir (Sbr.Gbr.4.bp.blogspot.com)
Sisir (Sbr.Gbr.4.bp.blogspot.com)
[/caption]

Jujur, bahwa ini serangan kedua yang pernah dialami teman kami ini di lokasi pelatihan, dan ketika saya membandingkan, dengan pertolongan pertama yang kami juga lakukan terhadap dirinya (tanpa menggunakan sisir) dibandingkan dengan saat ini yang menggunakan sisir, maka durasi waktu dari periode teriakan sampai terhenti,maka dengan menggunakan sisr memang lebih cepat,maksud saya (maaf), periode penderitaan si penderitaan lebih cepat.

Saya pun tidak mengerti, tetapi bagi orang awam seperti saya, mungkin memahaminya seperti ini, “kelompok-kelompok dari sel-sel syaraf dalam otak yang pada serangan, memberi sinyal secara abnormal, dinormalkan kembali dengan gerakan – gerakan sisir di bagian kepala tersebut”, bisa berhasil bisa juga tidak, tapi mungkin sesekali bisa dicoba.

Akhirnya, info praktis yang saya berikan ini, mungkin menambah sedikit tindakan praktis, apabila kita berhadapan langsung dengan si penderita, sebagaai keluarga atau sebagai sobat atau sebagai orang yang dicintai ketika penderita terserang epilepsy, semoga bermanfaat!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun