Sejak diluncurkan pada tahun 2004, liga super China terus menunjukkan geliatnya yang besar. Jika dalam periode lebih dari 10 tahun yang lalu liga ini hanya memunculkan klub-klub berprestasi medioker di liga Champions Asia, maka sangat berbeda dengan geliat di 5 tahun terakhir.
Guangzhao Evergrande menjadi klub China yang superior beberapa tahun terakhir dengan menjuarai liga Champions Asia tahun 2013 dan 2015 sekaligus menjadi klub China pertama yang berhasil tampil di FIFA Club World Cup.
Prestasi klub-klub liga Cina tidak lepas dari berkembangnya klub-klub di liga tersebut dari segi finansial yang akhirnya berdampak kepada kedatangan pemain berkualitas dunia di klub tersebut.
Lihat saja, beberapa tahun lalu klub-klub di Liga Super China hanya berhasil menarik perhatian pemain-pemain yang sudah melewati usia emas walaupun memiliki nama besar. Sebut saja Didier Drogba yang bergabung dengan Shanghai Shenshua di tahun 2012 bersama dengan Nicolas Anelka.
Berbeda dalam 2 -3 tahun terakhir. Tren ini semakin meningkat dengan kedatangan pemain yang lebih muda dan berkualitas. Sebut saja nama-nama seperti Paulinho, Robinho dan Asamoah Gyan membuat liga ini lambat laun tidak dicap lagi menjadi tempat berlabuhnya pemain-pemain kadaluarsa.
Ledakan besar terjadi tahun ini. Bukan saja dari nilai transfer yang membuat 4 pemain dengan nilai transfer terbesar berasal dari Liga Super Cina namun nama-nama pemain yang masih di usia emas dan berbintang 4 atau berkelas wahid tergoda untuk mencicipi liga ini.
Lihat saja nama-nama yang sebagian besar adalah alumni dari Premier League yang akhirnya berlabuh di China. Demba Ba, Tim Cahill, Gervinho, Ramires , Mohammed Sissoko dan Fredy Guarin menjadi rombongan pertama yang terbang ke Cina. Belum hilang kekagetan pecinta sepakbola dunia, Jakcson Martinez, pemain yang diincar klub-klub ternama dari Inggris malahan bergabung dari Atletico Madrid ke Guanzhao Evergrande dengan nilai 42 juta euro.
Akhirnya bursa transfer ditutup dengan “meledaknya” nilai transfer Martinez dipecahkan oleh transfer Alex Teixeira dari Shatkhar Donetsk ke JS SUning dengan nilai 50 Juta euro.
Sebenarnya menjelang bursa transfer di China ditutup, nama John Terry (JT) santer akan disambar Klub Cina, hampir sama kisahnya dengan Alexander Pato yang dikejar oleh Klub divisi 2, Tianjin Quanjin, sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah ke Chelsea.
Apa yang membuat Klub-Klub China menjadi tujuan pemain bola kelas dunia ini?. Pertama, tentu saja kekuatan finansial dari Klub-klub China yang berkembang pesat dan didukung oleh pemerintah.
Jelas jika berkaca dari nilai transfer berdasarkan transfermarkt.com, klub-klub China berani membeli pemain yang mereka inginkan, jauh dari nilai pemain tersebut. Contoh anyar, Teixeira, yang dibeli Jiangsu dengan 50 Juta Euro, jauh dari nilainya yang “hanya” 30 Juta euro. Nilai bayaran yang tidak “mampu” dicapai dan dibayarkan klub-klub besar liga Inggris terkhususnya Liverpool yang bernafsu mendapatkannya.