Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Darurat, Sosialisasi HIV/AIDS Dipaksa Masuk ke Lembaga Pelatihan

17 Maret 2014   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi AIDS berdampingan dgn Pelatihan,terasa penting (Sbrgbr:KPA)

[caption id="" align="aligncenter" width="248" caption="Sosialisasi AIDS berdampingan dgn Pelatihan,terasa penting (Sbrgbr:KPA)"][/caption]

Mulai tahun 2014, tempat pelatihan kami (BLK Kupang) mendapat himbauan dari pemerintah provinsi, isinya seperti ini “ Setiap paket pelatihan yang dibiayai oleh APBD dan APBN, harus diberikan waktu satu jam untuk sosialisasi HIV/AIDS bagi para peserta pelatihan”.

Tentu saja sebagai instruktur, himbauan ini terasa ganjal karena tentu “hampir” tidak ada benang merahnya sama sekali tentang ketrampilan dengan kesehatan khususnya AIDS, apalagi langkah ini baru pertama kali diterapkan, tentu keganjalan ini membawa saya kepada satu pertanyaan," seberapa mendesaknya sampai kebijakan ini harus diambil?", khususnya di NTT,  tentu jawabannya harus berkaitan dengan data yang menjadi dasar yang kuat memang ini pantas dilakukan, setelah saya melihat data yang ada maka kenyataannya sebagai berikut, penderita AIDS di NTT sudah mencapai 2.531 orang , dari jumlah tersebut 985 orang mengidap HIV dan 1.336 menderita AIDS dan sayangnya telah merenggut nyawa 493 orang, dari kenyataan ini terlihat bahwa faktor paling besar yang mempengaruhi penyebaran penyakit adalah hubungan seksual yang tidak aman.

Kenapa harus di lembaga pelatihan?, dari sisi jenis pekerjaannya, jumlah terbanyak para penderita HIV/AIDS adalah pekerja swasta, yakni 521 orang, dan ibu rumah tangga 457 orang, sisanya adalah petani, pengangguran, buruh kasar, PSK, sopir, tukang ojek, PNS, dan TKI ditambah kenyataan bahwa penderita yang berusia produktif antara 25-30 tahun, adalah yang terbanyak.

Berapa sih lulusan yang dihasilkan oleh lembaga pelatihan khususnya BLK Kupang, dari data tahun kemarin, bahwa hampir seribu orang pertahunnya, tentunya dengan karakteristik peserta pelatihan berada dalam usia produktif dan tidak berasal dari kupang saja tetapi dari kota/kabupaten di seluruh Provinsi NTT.

[caption id="attachment_299010" align="aligncenter" width="350" caption="Sosialisasi HIV/AIDS bagi Peserta Pelatihan di BLK Kupang"]

1394769602419882352
1394769602419882352
[/caption]

Artinya bahwa ketika 1000an orang peserta pelatihan ini mendapat penjelasan tentang bahaya, dan cara mencegahnya dan akhirnya bisa menjelaskan bagi keluarga dan masyarakat di tempat dia tinggal, maka berharap angka penularan AIDS di NTT dapat mengalami penurunan (kecenderungan semakin meningkat), berharap juga di dalam sosialisasi nanti ada layanan konseling bagi penderita karena masih banyak orang yang belum mendapat informasi yang cukup tentang HIV/AIDS sehingga enggan memeriksakan dirinya dari dini  (mungkin saja termasuk siswa pelatihan), ditambah lagi jarak yang jauh, semoga terobosan ini berhasil .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun