Kedatangan sanak saudara memang menyenangkan, tetapi lain ceritanya, apabila pulang kantor atau lagi asyik – asyik tidur tiba – tiba terdengarlah teriakan anak – anak (keponakan) yang bukan saja membuat anda kaget, tapi seringkali membuat rasa – rasanya ingin menangis.
Memasang Headphone dengan mendengarkan musik, memang pilhan yang baik, tapi tentu tidak selamanya itu kita lakukan kan,karena pasti akan mengganggu komunikasi dengan orang lain kan?.
Hal itu yang membuat saya bertanya – tanya, sebuah pertanyaan ringan, berapa desibel(dB) sih teriakan anak kecil, setelah membaca beberapa artikel atau referensi kira – kira perbandingannya seperti ini, percakapan yang dianggap tenang di rumah itu 50 desibel (dB), bunyi vacuum cleaner itu 70 dB, kalo ada perang mulut 80 dB (ingat lho..batasnya 80 dB :)), dan bunyi mesin kendaraan itu 104 dB (ini lumayan juga lho), nah sampai disini sesuai temanya berapa decibel sih teriakan anak anak, wow..‘mencapai 110 decibel lho, cuma beda 10 dB dengan konser rock yang mencapai 120 dB.ckckkckc.
Lalu kenapa saya bisa stress atau sangat terganggu, karena nilai ambang batas menurut aturan yaitu 85 dB itu di tempat kerja,itu boleh 8 jam bekerja perhari,dan maksimal kalo sudah mencapai 97 dB perhari kita disarankan untuk bekerja 30 menit saja, bagaimana kalo kita libur dan kita harus mendampingi anak – anak dengan teriakan 110 dB ini dan juga dengan frekuensi yang termasuk sering??
Secara psikologis yang saya alami,dan mungkin beberapa orang alami, tetapi berharap gangguan secara fisik, ataupun gangguan keseimbangan dan pencernaan mudah – mudahan tidak saya alami, dan semoga teriakan mereka tidak menyentuh angka 140 – 150 dB, karena saya akan mengira,bahwa saya berada di lapangan terbang karena pesawat jet siap – siap take off,:), salam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H