Begini maksudnya. Di sinar yang terang, karyawan akan terlihat bersih, gagah dan cantik, sedangkan konsumen akan merasa percaya diri dan bangga jika membelanjakan uangnya terhadap barang/buku-buku yang dijual. Oh, begitu.
Lain kala, ada seorang teman yang pernah bilang begini. "Keluar masuk Gramedia, tanpa membeli itu, menyenangkan", ya ialah, seperti masuk tempat mewah, tapi tak keluar uang, namun diberi senyum wanita cantik, ya begitu.
Tapi itu perasaan dia saja ya, belum tentu sama dengan perasaan para karyawan.Â
Tersenyum tapi bisa saja membatin lain dalam hati. "Lama, tapi tak membeli. Pulang sana". Tak begitu juga. Hehe.
Di kasir apalagi. Senyum karyawati Gramedia itu penuh dan ramah. Mungkin sudah diajarkan untuk begitu, makanya walaupun hanya membeli buku diskonan saja, sudah berasa jadi raja.
Tapi memang, waktu itu Gramedia memang banyak karyawannya. Hampir ke setiap rak, diikuti dan ada karyawannya, dilayani dengan sangat baik.
" Ada yang bisa dibantu?".Â
"Ada buku apa yang perlu saya carikan?"
Saya hanya membalas dengan senyum, jika memang hanya melihat-lihat. Kadang-kadang ada malunya juga.
Sayangnya, Â saat Covid-19 melanda, jumlah karyawan menjadi sedikit. Selain kabarnya banyak karyawan yang dirumahkan, pembagian shift kerja membuat beberapa orang karyawan termasuk bapak bos itu tidak terlihat lagi.
Memang sebelum Covid-19, saya merasakan Gramedia terlihat sudah berjuang untuk menambah pemasukan tidak dari buku saja.