Jika harus menyebut nama pemain timnas Indonesia yang tampil cukup gemilang selama dua leg semifinal kemarin, maka saya akan menyebut nama Jordi Amat dan Marc Klok dan. Dua pemain naturalisasi ini membuktikan bahwa mereka pantas membela merah putih karena kualitas yang dimilikinya.
Perhatikan saja, Jordi Amat mampu sekejap menjadi jenderal lini belakang yang tampil lugas dengan suguhan teknik tinggi selama gelaran pertandingan AFF 2022.
Jordi bukan saja mampu membagi bola dengan baik bak seorang deep lying playmaker, tetapi juga berani melakukan solo run ke depan, ibarat ingin protes kepada pemain di lini depan yang tampak gentar dan takut saat laga leg kedua menghadapi Vietnam.
Marc Klok lain lagi. Pemain asal Belanda ini, bergerilya di lini tengah kesana kemari, menjadi aktor utama ketika pemain kita akan membangun serangan dan lantas berubah dan bergaya menjadi seorang gelandang beringas ketika akan bertahan.
Secara pribadi, saya memang berharap banyak terhadap Marc Klok. Kehadiran Klok diharap membuat lini tengah bukan saja menjadi kokoh tapi juga kreatif. Selain itu, dari segi non teknis, Klok diharap menjadi panutan bagi gelandang muda seperti Marselino, dan memberikan jalan terhadap Ricky Kambuaya agar semakin matang.
Sayangnya kedua harap itu tak paripurna terjadi di AFF 2022, bahkan sesudah Indonesia tersingkir. Lini tengah memang terlihat berwarna dengan kehadiran Klok, namun soal kematangan dan panutan itu terlihat ada cela.
Perhatikan saja di laga leg kedua menghadapi Vietnam, Klok yang diharap menjadi leader, ikut terpancing emosi. Kamera bahkan beberapa kali menangkap bagaimana Klok terlibat konflik dengan Doan Van Hau, pemain bernomor punggung lima yang suka memprovokasi itu.
Sayangnya di balik sikap Van Hau yang terbilang buruk itu, Klok juga tertangkap melakukan gestur yang mengundang olokan di sosial media. Video ketika Klok melakukan drama kesakitan seperti disikut menjadi sorotan beberapa akun tentang olok-olokan sepakbola internasional.
"Indonesian Football" begitu caption akun itu, dengan menunjukan video saat terjadi kemelut tanpa bola di kotak penalti. Saat itu, Klok sedang dijaga oleh Van Hau, tiba-tiba, dalam saling jaga itu, Klok terjatuh di rumput, dan mengerang kesakitan.
Van Hau, nampak bingung, karena mungkin merasa tak menyentuh Klok terlalu berlebihan. Dalam kebingungan Van Hau tersebut, datang Ricky Kambuaya yang seperti terprovokasi lalu ingin "menghukum" Van Hau, dengan mendorong Van Hau.