Terbalik dengan Enrique yang tetap mempertahankan winning formation, Hansi Flick merubah komposisi pemain dengan cukup signifikan.
Jika melawan Jepang, Flick memainkan 3 bek, dengan tujuan mengeksploitasi sisi sayap melalu wing back, maka melawan Spanyol, Flick memilih memainkan empat bek sejajar dengan dua full back.
Apa alasan Flick? Jelas sekali untuk menahan dominasi lini tengah Spanyol yang dikomandoi Sergio Busquets. Di pilihan ini, Flick otomatis menambah satu pemain di lini tengah, yakni Leon Goretzka.
Hasilnya, menurut saya cukup mujarab. Meski aliran bola Spanyol tetap ada, tetapi tidak semulus saat mereka mengembosi Kosta Rika di laga sebelumnya.
Karena kehadiran Goretzka itulah lahir pressing terhadap Gavi dan Pedri, Â sehingga dua aktor kreatif paling berbahaya di lini tengah Spanyol itu nampak tak berdaya. Gavi bahkan ditarik keluar oleh Enrique pada akhirnya.
Untuk ini, saya kira Hansi Flick unggul atas Enrique, dan kedua tim berbagi skor kacamata 0-0 di babak pertama.
Kedua, pergantian supersub yang taktis yang berhasil dari Luis Enrique di awal babak kedua.
Saya sempat sedikit bingung ketika di awal babak kedua, Enrique memasukan Alvaro Morata mengganti Ferran Torres. Secara formasi, tidak ada yang berubah, Spanyol tetap dengan 4-3-3, tetapi dari sisi peran, jelas sekali berbeda.
Begini maksud saya. Sebelum Morata dimasukan, Spanyol jelas bermain dengan false nine. Asensio akan bergerak liar, sambil menunggu ruang terbuka bagi pemin bernomor sembilan yang "salah" Gavi atau Pedri untuk masuk dari lini tengah.
Seperti yang saya katakan di poin pertama, skema ini tidak berjalan mulus, apalagi ketika Der Panzer memilih menambahkan pemain bertipe keras seperti Leon Goretzka di lini tengah mereka.
Alur bola dan pergerakan pemain La Furia Roja menjadi tersumbat. Di titik inilah, Enrique lalu cukup cerdas melihat ada ruang lemah di sisi Jerman, ketika lini tengah mereka tak dapat berbuat banyak.