Ide tulisan diinspirasi oleh sebuah cuitan di twitter, yang kira-kira dituliskan seperti ini. Statistik pertandingan #TimnasDay. Shoot on Tv; Ketum PSSI 8x, Pencetak gol 5 x. Cuitan terlihat iseng, tapi berisi data dan membuka ruang untuk komentar netizen.
Saya sih pada awalnya hanya tersenyum membaca cuitan ini, tidak berpikir macam-macam, tapi sekedar berusaha memahami maksud postingan ini, bahwa Ketum PSSI, M Iriawan lebih menarik daripada pencetak gol, dari laga tersebut.
Apakah seperti itu? Saya kira tidak juga demikian. Di laga-laga luar negeri hal itu biasa, shoot on TV itu hanya memberi bumbu pada pertandingan, menarik dan tidaknya tergantung interpretasi selanjutnya.
Hanya setelah itu, saya lalu kembali mengingat sorotan kamera TV apa pada Ketum PSSI yang akrab disapa dengan Iwan Bule itu yang saya ingat.
Saya lalu teringat pada tiga kejadian yang disorot kamera, dan supaya menarik saya akan memberi narasi, atau tanya terhadap apa yang dilakukan oleh Ketum PSSI. Semoga pembaca juga mengingat ketiga momen ini.
Pertama, ketika sorotan kamera memperlihatkan ada pembagian beberapa kertas putih kira-kira dua lembar yang telah distaples pada Iwan Bule dan beberapa orang di tribun kehormatan. Saat itu laga kira-kira baru berlangsung 10 menit, dan skor masih 0-0.
Karena tidak jelas kertas apa itu, saya mendengar komentator TV menanggapi momen yang tak biasa itu. “Mungkin itu list line up pemain timnas” lalu mereka tertawa.
Ijinkan saya iseng bertanya. “Jika benar itu line up pemain, untuk apa para petinggi perlu mendapatkan hasil printnya di tengah laga yang sedang berlangsung?
Saya lalu mencoba menebal. Mungkin sedang memberikan penilaian selama laga berlangsung atau mungkin hanya sekedar memverifikasi bahwa line up atau pemilihan pemain itu sesuai keinginan para petinggi PSSI. Bisa saja demikian.
Sebagai penikmat Seri A, saya jelas tidak pernah melihat bos Inter Milan, Steven Zhang dan Beppe Marotta akan dibagi kertas selama laga. Mereka bertingkah biasa saja, seperti penonton pada umumnya. Meski biasa tapi tetap berkelas.