Saya sepakat dengan pengamat bola, netizen atau siapalah yang mengatakan bahwa ini menunjukkan ada pekerjaan rumah yang besar sekali bagi PSSI.
Contohnya adalah masalah tiadanya kompetisi berjenjang sebagai pondasi terbentuknya timnas putri yang kuat. Sekolah sepakbola, liga yang tersistim akan menghadirkan pemain yang hebat dan tim yang solid.
Timnas tentu bukan cerita para pendekar yang bisa datang dari antah berantah, dikumpulin lalu mengeluarkan jurus terbaik mereka melawan yang jahat dan menang, dan kita pun bersorak. Lionel Messi tidak datang dari hutan di Argentina sana, dan membawa skill mandraguna dari ajian di atas gunung sana, dia dibentuk di SSB dan liga yang baik.
Artinya, ini adalah kompetisi olahraga yang lahir dari proses, bukan mimpi siang bolong berharap ada superhero muncul dari laga sekompetitif Piala Asia.
Saya sedikit heran, mengapa dalam situasi tersebut, timnas kita masih dikirimkan juga, ketika ada pilihan untuk tidak berkiprah. Namun saya juga mafhum, terkadang para pengurus kita suka aji mumpung alias berjudi, kalau menang ya membanggakan diri, tetapi kalau kalah, sembunyi, entah kemana. Kasihan para pemain.
Lalu bagaimana masa depan timnas putri kita, apakah kita bisa suatu saat berkiprah lebih baik, dan bermimpi bisa menghajar balik Australia yang tak kenal ampun itu? Ya, benahi sistim sepakbola. Titik. Tak perlu sepintar Exco PSSI untuk memahami ini. Laksanakan saja. Titik. Sudah dua titik ini.
Apakaa ada cara yang lebih cepat? Ahai. Saya ada ide menarik, bagaimana jika naturalisasi pemain timnas putri. Ini ide memang mahal tapi bisa berharga murah.
Saya akan jelaskan ide cemerlang ini. Kan kita ini tidak punya kompetisi untuk para pemain sepakbola putri.
Tak masalah, asal kita cerdas untuk menemukan pemain putri yang bermain di kompetisi elit yang ada darah Indonesianya. Yup, naturalisasi pemain timnas putri.
Coba cek teman-temannya Samantha Kerr di Chelsea sana, mungkin ada pemain yang punya famili Indonesia. Di Menchester City, Arsenal dan klub kelas satu di sepakbola Wanita. Kalau bisa sampai di Brasil atau Afrika sana. Nama juga famili, bisa kemana-mana kan, di Afrika, ada negara Suriname yang punya banyak warga berdarah Indonesia. Bisa dicek segera.
Yang paling-paling mudah adalah bertanya kepada pemain naturalisasi, apakah mereka punya saudara perempuan yang juga pemain bola. Ini akan menarik, sungguh.