Sebenarnya dari prediksi, lawan ideal Ahsan/Hendra adalah Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Jika Endo/Watanabe yang menjadi lawan maka pertarungan akan lebih ketat daripada laga melawan Lee/Wang yang seperti pembantaian bagi Ahsan/Hendra.
Hanya sialnya, Endo/Watanabe juga dipermak oleh Lee/Wang. Mungkin stamina Yuta yang terkenal cerdik itu terkuras habis karena bermain juga di ganda campuran.
Alhasil, Yuta akhirnya tersenyum bahagia menerima medali perunggu dari ganda campuran bersama Arisa Higashino yang cantik itu.
Melihat Aaron Chia/Soh yang dilatih Flandy Limpele dikalahkan dengan mudah oleh Li Junhui/Liu Yuchen, saya dalam hati berujar, jika menara kembar ini berhadapan dengan Kevin/Marcus maka lain ceritanya.
Melawan Chia/Soh, Lu/Liu masih bisa memainkan bola seenak mereka, lalu menggunakan postur mereka yang tinggi, dengan mudahnya melepaskan smesh yang sukar dikembalikan oleh Chia/Soh yang nampak kerdil dalam laga itu.
Lain ceritanya jika lawannya adalah Kevin/Marcus. Menara kembar itu biasanya dibuat frustrasi, baik karena tak mampu meladeni permainan cepat Kevin/Marcus atau juga termakan provokasi aksi tengil Kevin Sanjaya.
Aihh, sayang, andai-mengandai ini hanyalah bumbu penyedap dari sebuah ratapan sedih.Â
Sektor yang amat dibanggakan dari tingkat kecamatan sampai perdusunan seantero Indonesia itu akhirnya ancur tak bersisa.
Memang besok, masih ada kesempatan untuk meraih medali perunggu bagi Ahsan/Hendra, tetapi nampaknya seperti makan nasi tanpa garam. Ya yang penting kenyang saja, messki tak berasa.
Lalu apa yang perlu saya lakukan sekarang? Membenturkan kepala ke dinding rumah? Ah, tak perlu.Â
Anggap saja ini game, permainan tidak lebih tidak kurang, Â biar jangan tersiksa batin yang berlebihan lagi.