Laga super big match pertama di babak 16 besar Euro 2020 yang dihelat di di La Cartuja, Seville, Spanyol telah usai. Timnas Belgia menjadi pemenangnya setelah gol tendangan spektakuler Thorgan Hazard di menit ke-42 tidak mampu dibalas juara bertahan, Portugal hingga 90+5 menit waktu pertandingan usai.
Beberapa detik setelah wasit asal Jerman, Felix Brych meniup peluit panjang, bintang Portugal, Christiano Ronaldo langsung berlutut, melepas ban kaptennya, dan membanting ke rumput, penyesalan karena nampaknya ini akan menjadi Piala Eropa terakhirnya.Tapi sudahlah, lupakan sejenak tentang Ronaldo, mari kita bahas soal pertandingan tersebut.
Menurut saya, sedikit melenceng dari perkiraan saya, pertandingan tersebut berjalan sangat taktikal dan cenderung hati-hati, dan karena itu, pemenangnya memang unggul secara taktis dalam duel yang bisa dibelang ketat ini.
De Rode, julukan Belgia, bisa dikatakan unggul secara taktik, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang dapat dikemukakan.
Pertama, Belgia mampu menahan serangan sisi sayap dari Portugal dengan sangat baik. Pola serangan Portugal selama turnamen adalah dari sisi sayap. Biasanya pergerakan Diogo Jota dan Bernardo Silva akan saling topang dengan pergerakan dua bek sayap mereka Rafael Guerrero dan Diogo Dalot.
Jika ini berjalan ideal, maka para pemain ini, terutama para bek sapa akan sering terlihat overlap, bebas mendrible bola, menusuk masuk hingga garis tepi kotak penalti lawan. Apakah ini terlihat di laga ini? Menurut saya tidak, jika adapun, tidak banyak seperti di laga biasanya.
Mengapa demikian? Belgia menurut saya, berhasil dengan rapi menutup sisi ini. Indikator yang terlihat dimana tidak banyak dribel yang terjadi, lalu para pemain sayap terpaksa harus segera melepas umpan lambung daripada menggiringnya menandakan bahwa Portugal kesulitan.
Thomas Meunier dan Thorgan Hazard mampu bahu saling membahu, menahan pergerakan dari kedua sisi, pertandingan jadi berjalan lebih lambat, dan Fernando Santos, pelatih Portugal nampak mulai frustrasi.
Kedua, catenaccio ala Belgia berjalan sempurna. Dalam tulisan saya sebelumnya ini, saya menduga bahwa Belgia akan tampil super agresif di laga ini. Ternyata saya keliru. Belgia mampu bertahan dengan sistim grendel dengan amat baik. Catennacio ala Belgia.
Bagaimana ini berjalan? Ketika Toby Alderweid dan Jan Vertonghen terpaksa ikut bergerak melebar menutup pergerakan sayap Portugal, dua gelandang jangkar Youri Tielemans dan Axel Witsel bergantian menutup ruang yang kosong.
Apa yang terjadi? Para pemain Portugal kesulitan bukan saja masuk dari sayap, tetapi terpaksa harus melepas tendangan dari jarak jauh, karena untuk masuk ke kotak penalti dari sisi tengah pertahanan Belgia juga sudah cukup sulit.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!